Rabu, 09 Desember 2015

Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan


Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.
Pencernaan dibagi menjadi:
1 Pencernaan Mekanis : Proses mengunyah dan gerak peristaltik.
2. Pencernaan Kimiawi  :dihancurkan oleh enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan di mulut, lambung, usus halus, kantung empedu dll.
Di dalam mulut terjadi dua macam pencernaan, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi.
- Pencernaan mekanik ialah proses mengubah makanan dari ukuran yang besar menjadi lebih kecil. Alat yang membantu pencernaan mekanik di dalam mulut adalah gigi. Gerakan gigi seri memotong makanan, gigi taring merobek makanan, dan gigi geraham mengunyah makanan. Pencernaan mekanik pada umumnya tidak merubah susunan molekul makanan yang dicerna. Pencernaan mekanik di mulut menjadi lebih mudah karena adanya saliva yang diekskresikan kelenjar-kelenjar saliva.
- Pencernaan kimiawi adalah penambahan kimiawi di dalam mulut yaitu enzim untuk memecah molekul kompleks menjadi lebih sederhana. Pencernaan kimiawi di dalam mulut melibatkan hidrolisis polisakarida menjadi disakarida oleh amilase. Namun, sebagian besar pencernaan yang dilakukan oleh enzim ini berlangsung si korpus lambung setelah massa makanan dan air liur telah tertelan. Di mulut tidak terjadi penyerapan makanan.
Proses Pencernaan Makanan
            Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN
Susunan saluran pepcernaan terdiri dari:
1. Mulut (0ris).
2. Faring (tekak).
3. Esofagus (kerongkongan).
4. Ventrikulus (lambung).
5. Intestinum minor (usus halus):
a. Duodenum (usus 12 jari).
b. Yeyenum.
c. Ileum.
6. Intestinum mayor (usus besar);
a. Seikum.
b. Kolon asendens.
c. Kolon transversum.
d. Kojon Descendens.
e. Kolon Sigmoid.
7. Rektum.
8. Anus.
ALAT-ALAT PENGHASIL GETAH CERNA
1. Kelenjar ludah:
a) Kelenjar (glandula) parotis.
b) Kelenjar (glandula) sub maksilaris
c) Kelenjar (glandula) sub lingualis
2. Kelenjar getah lambung.
3. Kelenjar hati.
4. Kelenjar pankreas.
5. Kelenjar getah usus.
Mulut (oris)
Merupakan jalan masuk menuju system pencernaan yang terletak pada wajah bagian bawah.
Secara umum mulut terdiri atas 2 bagian, yaitu       :
1.      Bagian luar yang sempit (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi.
2.      Bagian rongga mulut (bagian dalam), yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris,palatum, dan mandibularis disebelah belakang bersambung dengan faring.
Selaput lender mulut ditutupi epithelium yang berlapis-lapis, dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lender, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput lender (mukosa).

Mulut
Merupakan jalan masuk menuju system pencernaan yang terletak pada wajah bagian bawah.
Secara umum mulut terdiri atas 2 bagian, yaitu       :
1)      Bagian luar yang sempit (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi.
2)      Bagian rongga mulut (bagian dalam), yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum, dan mandibularis disebelah belakang bersambung dengan faring.
Selaput lender mulut ditutupi epithelium yang berlapis-lapis, dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lender, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput lender (mukosa).
Bibir

Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa).Otot orbikulanis oris menutupi bibir.Levator anguli oris méngangkat dan depresor anguli oris menekan ujung mulut.
Fungsi dan bagian-bagian mulut serta proses pencernaan di mulut sebagai berikut:
a)   Bibir
Bibir adalah lubang berotot yang membantu memperoleh, mengarahkan, dan menampung makanan di mulut. Bibir juga mempunyai fungsi nonpencernaan, yaitu untuk berbicara (artikulasi berbagai bunyi bergantung pada bentuk bibir tertentu) dan sebagai reseptor sensorik (contoh: sewaktu berciuman).
b)   Langit-langit (palatum)
Palatum atau langit-langit membentuk atap lengkung rongga mulut dan memisahkan mulut dari saluran hidung.Keberadaannya memungkinkan bernapas dan mengunyah atau mengisap berlangsung bersamaan.Secara embriologis, palatum berasal dari penonjolan yang tumbuh ke arah dalam dari rahang di kedua sisi dan menyatu di garis tengah rongga mulut. Ke arah depan mulut, palatum terdiri dari tulang yang membentuk apa yang dikenal sebagai palatum durum (langit-langit keras). Ke arah belakang mulut, palatum tidak memiliki tulang dan disebut palatum mole (langit-langit lunak) yang dapat bergerak.Di belakang dekat tengorokan terdapat suatu tonjolan menggantung dari palatum mole, yakni uvula (anak lidah), yang berperan penting untuk menutup saluran hidung ketika kita menelan.

Beberapa bagian dimulut antara lain      :
1.      Palatum, terdiri dari 2 bagian yaitu   :
a)      Palatum durum(palatum keras), yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari 2 tulang palatum
b)      Palatum mole (palatum lunak), terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lender.
Gigi
Manusia memiliki 2 susunan gigi yaitu gigi primer dan sekunder.
a)      Gigi primer, disebut juga gigi sulung, dimulai dari ruang antara gigi depan yang terdiri dari delapan gigi seri, empat taring,delapan geraham (molar), dan totalnya 20 gigi.

b)      Gigi sekunder, disebut juga gigi tetap, terdiri dari delapan gigi seri, empat taring, delapan premolar (bicuspid) dan dua belas geraham (tricuspid), totalnya 32 gigi.


 

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Gigi dapat di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat runcing berfungsi untuk memotong makanan, serta gigi geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk menggiling dan menghancurkan makanan dan gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing berfungsi untuk merobek makanan.Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk, berfungsi untuk mengunyah.
·         Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Tulang gigi tersusun atas zat dentin. Sum-sum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan pembuluh_pembuluh darah.
·         Pada bayi, gigi sudah mulai tumbuh pada usia 6 bulan. Gigi pertama yang tumbuh disebut gigi susu. Gigi anak-anak pada usia 6 tahun jumlahnya 20 yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham.
Manusia memiliki 2 susunan gigi yaitu gigi primer dan sekunder.
c)      Gigi primer, disebut juga gigi sulung, dimulai dari ruang antara gigi depan yang terdiri dari dua gigi seri, satu taring,dua geraham (molar), dan totalnya 20 gigi.
d)      Gigi sekunder, disebut juga gigi tetap, terdiri dari 2 gigi seri, satu taring, dua premolar (bicuspid) dan tiga geraham (tricuspid), totalnya 32 gigi.
Lidah
Terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lender, diletakkan pada frenulum lingua.Dibagian belakang pangkal lidah terdapat epiglottis. Kerja otot lidah dibedakan atas 3 bagian, yaitu  :
Radiks lingua   : pangkal lidah
Dorsum lingua            : punggung lidahterdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap.
Apeks lingua    : ujung lidah
Frenulum lingua.Merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah kira-kira ditengah-tengah jika lidah digerakkan ke atas nampak selaput lendir.
Flika sublingua.Terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum lingua di sini terdapat pula lipatan selaput lendir.Pada pertengahan flika sub lingua ini terdapat saluran dan glaudula parotis, sub maksilaris dan glandula sub lingualis.
Pada lidah terdapat indera peraba dan perasa         :
-          Asin, pada lateral lidah
-          Manis, pada ujung dan anterior lidah
-          Asam, pada lateral lidah
-          Pahit, pada belakang lidah


    

Lidah adalah organ yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang bekerja secara volunter. Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan (proses penelanan) dan juga berperan penting untuk berbicara.Di lidah terdapat papil-papil pengecap (taste buds) yang juga tersebar di palatum mole sebagai indera peraba dan perasa. Pada lidah, indera peraba dan perasa tersebut terdapat di :
C Asin, di bagian lateral lidah.
C Manis, di bagian ujung dan anterior lidah.
C Asam, di bagian lateral lidah.
C Pahit, di bagian belakang lidah.
C Umami, tersebar di seluruh bagian lidah
Di bagian belakang pangkal lidah terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan napas. Kerja otot lidah dapat digerakkan atas tiga bagian, yaitu:
*      Radiks lingua : pangkal lidah.
*      Dorsum lingua            : punggung lidah terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap.
*      Apeks lingua : ujung lidah.
Frenulum lingua.Merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah kira-kira ditengah-tengah jika lidah digerakkan ke atas nampak selaput lendir.
Flika sublingua.Terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum lingua di sini terdapat pula lipatan selaput lendir.

2.      Kelenjar Ludah
Terdiri dari 2 duktus, yaitu duktus wartoni dan duktus stensoni.kelenjar ini mensekresi saliva kedalam rongga mulut.Saliva dihasilkan didalam rongga mulut, yang disarafi oleh saraf-saraf tak sadar.
Disekitar mulut terdapat beberapa kelenjar ludah, yaitu     :
·         Kelenjar ludah parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantara prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni.
·         Kelenjar sub maksilaris (sub mandibular), terletak dibawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara dirongga mulut dekat dengan frenulun lingua.
·         Kelenjar sub lingualis, letaknya dibawah selaput lender dasar rongga mulut bermuara didasar rongga mulut.
·         Kelenjar minor, (kelenjar bukal), terdapat lebih dari 600 kelenjar liur minor yang terletak dirongga mulut. Diameternya 1-2 mm.
Kelenjar ludah
Merupakan kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar yang mempunyai saluran sendiri, yang menyekresi air liur (saliva) dan menyalurkannya ke mulut melalui duktus-duktus kecil, yaitu duktus wartoni dan duktus stensoni.Kelenjar ini mensekresi saliva kedalam rongga oral.Saliva dihasilkan didalam rongga mulut, yang disarafi oleh saraf-saraf tak sadar.
Komposisi saliva
Saliva terdiri dari sekresi serosa, yaitu 98% air dan mengandung enzim amylase serta berbagai jenis ion (natrium klorida, bikarbonat, dan kalium, juga sekresi mucus yang lebih kental dan lebih sedikit yang mengandung glikoprotein (musin), ion dan air.
Saliva
Saliva adalah cairan yang bersifat alkali. Terdiri dari 99,5% H2O serta 0,5% protein dan elektrolit (natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium). Protein air liur terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim. Fungsi saliva adalah :
1)      Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim amilase lingua yang memecah polisakarida menjadi disakarida.
2)       Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan, sehingga mereka saling menyatu karena pelumasan oleh mukus yang kental dan licin.
3)      Memiliki efek antibakteri melalui efek ganda—pertama oleh lisozim, enzim yang menghancurkan atau melisiskan bakteri tertentu dan kedua dengan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber makanan.
4)       Sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil pengecap. Hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi dengan reseptor papil pengecap.
5)      Membantu kita berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah.
6)      Berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi. Aliran air liur yang terus menerus membantu membilas residu makanan, melepaskan sel epitel dan benda asing serta mencegah kerusakan gigi.
7)      Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga membantu mencegah karies (lubang) gigi.
Secara rata-rata, sekitar 1-2 liter liur disekresikan per hari, dengan kecepatan basal spontan yang konstan sebesat 0,5 ml/menit sampai kecepatan maksimum sebesar 5 ml/menit. Sekresi air liur bersifat konstan dan kontiu, bahkan tanpa adanya rangsangan yang jelas, disebabkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah ujung-ujung saraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar liur. Sekresi basal ini penting untuk menjaga agar mulut dan tenggorokan tetap basah setiap waktu.
Pusat saliva mengontrol derajat pengeluaran air liur melalui saraf-saraf otonom yang mempersarafi kelenjar liur. Respons simpatis dan parasimpatis di kelenjar liur tidak saling bertentangan, keduanya meningkatkan produksi saliva, tetapi jumlah, karakteristik, dan mekanisme yang berperan berbeda. Rangsangan parasimpatis yang berperan dalam sekresi air liur menyebabkan pengeluaran air liur encer dalam jumlah besar dan kaya enzim. Stimulasi simpatis menghasilkan volum air liur yang lebih sedikit dengan konsistensi kental dan kaya mukus.

Sekresi air liur adalah satu-satunya sekresi pencernaan yang seluruhnya berada di bawah kontrol saraf. Semua sekresi pencernaan lainnya diatur oleh refleks sistem saraf dan hormon.

Disekitar mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah, yaitu          :
·         Kelenjar ludah parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantara prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni.
·         Kelenjar sub maksilaris (sub mandibular), terletak dibawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara dirongga mulut dekat dengan frenulun lingua. Ukurannya kurang lebih sebesar kacang kenari.
·         Kelenjar sub lungualis, letaknya dibawah selaput lender dasar rongga mulut bermuara didasar rongga mulut.
Kandungan ludah pada manusia adalah air, mucus, enzim amilase, zat anti bakteri, dll.Fungsi kelenjar ludah ialah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
Penjelasan :
         Kelenjar parotis
Menyekresikan air liur melalui Duktus Stensen menuju kavum oral untuk membantu mengunyah dan menelan.
         Kelenjar sublingualis
Sekitar 5% air liur yang masuk ke kavum oral keluar dari kelenjar ini.Menyalurkan sekretnya melalui beberapa muara kecil.
         Kelenjar submandibularis
Produksi sekresinya adalah campuran serosa dan mukus dan masuk ke mulut melalui duktus Wharton. Walaupun lebih kecil daripada kelenjar parotis, sekitar 70% saliva di kavum oral diproduksi oleh kelenjar ini

Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esophagus).Didalam lengsung faring terdapat tonsil (mandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banya mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.Disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, yang letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana.Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.
Tekak terdiri dari; Bagian superior = bagian yang sama tinggi dengan hidung, Bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior bagian yang sama tinggi dengan faring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah bagian superior disebut faring, yaitu pangkal lidah yang menghubungkan tekak dengan tcnggorokkan (trakea).
Jalan udara dan jalan makanan pada makanan pada faring terjadi penyilangan, jalan udara masuk kebagian depan terus ke leher bagian depan. Sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari jalan nafas dan didepan dari ruas tulang belakang.
1.      Faring (pharynk/tekak)
Faring merupakan saluran yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus).Faring terbagi atas tiga bagian, yaitu nasofaring, orofaring, dan laringofaring.Nasofaring terletak di belakang hidung dan tidak termasuk ke dalam saluran pencernaan.Orofaring adalah bagian tengah faring, terletak di belakang mulut. Di sekitar dinding lateral daerah orofaring terdapat tonsil. Laringofaring merupakan posisi terendah dari faring.Pada bagian bawahnya, sistem pernapasan menjadi terpisah dari sistem pencernaan. Makanan masuk ke bagian belakang, esofagus, sedangkan udara pernapasan masuk ke bagian depan, tenggorokan.
Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebut epiglotis.Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan.
Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Tonsil mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman yang masuk ke tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan.
Motilitas yang berkaitan dengan faring adalah menelan. Menelan mengacu padakeseluruhan proses pemindahan makanan dari mulut melalui esofagus ke dalam lambung. Menelan dimulai ketika bolus (bola makanan) secara sengaja didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring.Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan kemudian secara refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan.
Menelan adalah suatu contoh refleks all-or-none yang terprogram secara sekuensial.Maksudnya, sejumlah aktifitas yang sangat terkoordinasi dipicu dalam pola teratur selama periode waktu tertentu untuk melaksanakan tindakan menelan. Menelan dimulai secara volunter, tetapi setelah dimulai proses tersebut tidak dapat dihentikan.
Menelan dapat dibagi menjadi dua tahap: tahap orofaring dan tahap esofagus. Tahap orofaring inilah yang akan dibahas di bagian ini, sadangkan tahap esofagus akan dijelaskan di bagian selanjutnya.
Tahap orofaring berlangsung sekitar satu detik dan berupa perpindahan bolus dari mulut melalui faring lalu masuk ke esofagus.Selama tahap orofaring menelan, makanan diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah agar tidak masuk ke saluran yang salah. Dengan kata lain, makanan harus dicegah untuk kembali ke mulut, masuk ke saluran hidung, dan masuk ke trakea. Semua ini dilaksanakan melalui berbagai aktivitas terkoordinasi berikut ini.
       Makanan dicegah kembali ke mulut selama menelan oleh posisi lidah menekan langit-langit keras.
       Uvula terangkat dan tersangkut di bagian belakang tenggorokan, sehingga saluran hidung tertutup dari faring dan makanan tidak masuk ke hidung.
       Makanan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara melintasi lubang laring atau glotis.
       Bolus menyebabkan satu lembar kecil jaringan ikat, epiglotis, tertekan ke belakang menutupi glotis yang menambah proteksi untuk mencegah makanan masuk ke saluran pernapasan.
       Karena saluran pernapasan tertutup sementara saat menelan, pernapasan terhambat secara singkat sehingga individu tidak melakukan usaha yang sia-sia untuk bernapas.
       Dengan laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke dalam esofagus.
Esophagus

Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambungm panjangnya sekitar 9 sampai dengan 25 cm dengan diameter sekitar 2,54cm mulai dari faring samai pintu masuk kardiak dibawah lambung.esofagus berawal pada are larongofaring, melewati diafragma dan hiatus esophagus. Esophagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah melalu toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.
Lapisan terdiri dari 4 lapis yaitu mukosa,submukosa,otot (longitudinal dan sirkuler), dan jaringan ikat renggang. Makanan atau bolus berjalan dala esophagus karena gerakan peristaltic, yang berlangsung hanya beberapa detik saja.
Mukosa esophagus memproduksi sejumlah besar mucus untuk melumasi dan melindungu esophagus tetapi esophagus tidak memproduksi enzim pencernaan.
2.      Esophagus (kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung panjangnya sekitar 9 sampai dengan 25 cm dengan diameter sekitar 2,54cm mulai dari faring samai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Esofagus berawal pada area larongofaring, melewati diafragma dan hiatus esophagus.Esophagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah melalu toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.
Esophagus terdiri dari 4 lapis yaitu mukosa,submukosa,otot (longitudinal dan sirkuler), dan jaringan ikat renggang.
Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung.Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.
Proses :
Makanan berjalan dalam esofagus karena kerja peristaltik, lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi. Maka gelombang peristaltik mengantarkan bola makanan ke lambung.
Esofagus dijaga di kedua ujungnya oleh sfingter.Sfingter adalah struktur berotot berbentuk seperti cincin yang jika tertutup, mencegah lewatnya benda melalui saluran yang dijaganya.Sfingter esofagus atas adalah sfingter faringoesofagus, dan sfingter bawah adalah sfingter gastroesofagus.
Karena esofagus terpajang ke tekanan intrapleura subatmosfer, terdapat gradien tekanan antara atmosfer dan esofagus. Dengan demikian, apabila pintu masuk esofagus tidak tertutup, udara akan masuk ke esofagus serta ke trakea setiap kali kita bernapas. Kecuali sewaktu menelan, sfingter faringoesofagus menjaga pintu masuk esofagus tetap tertutup untuk mecegah masuknya sejumlah besar udara ke esofagus dan lambung saat bernapas.Malahan, udara hanya diarahkan ke saluran pernapasan.Apabila tidak ada sfingter faringoesofagus, saluran pencernaan eructation (bersendawa) berlebihan.Berbeda dengan kebanyakan sfingter, yang menyebabkan esofagus menutup saat sfingter esofagus melemas adalah ketegangan elastik pasif di dinding sfingter tersebut.Selama menelan, sfingter tersebut berkontraksi, sehingga sfingter terbuka dan bolus dapat lewat ke dalam esofagus.Setelah bolus berada di dalam esofagus, sfingter faringoesofagus menutup, saluran pernapasan terbuka, dan bernapas dapat kembali dilakukan.Tahap orofaring selesai. Dan tahap ini memakan waktu kira-kira satu detik setelah proses menelan dimulai.
Tahap esofagus menelan sekarang dimulai.Pusat menelan memulai gelombang peristaltik primer yang mengalir dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus di depannya melewati esofagus ke lambung. Peristalsis mengacu pada kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan demikian, pendorongan makanan melalui esofagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi. Makanan dapat didorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar lima sampai sembilan detik untuk mencapai ujung bawah esofagus. Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan, melalui persyarafan vagus.
Cairan, yang tidak tertahan oleh friksi dinding esofagus, dengan cepat turun ke sfingter esofagus bawah akibat gravitasi dan kemudian harus menunggu sekitar lima detik sampai gelombang peristaltis primer akhirnya sampai sebelum cairan tersebut dapat melewati sfingter gastroesofagus.
Apabila bolus berukuran besar atau lengket tertelan, misalnya sepotong roti berlapis selai kacang, dan tidak dapat terdorong ke lambung oleh gelombang peristaltik primer, bolus yang tertahan tersebut akan meregangkan esofagus dan memicu reseptor tekanan di dalam dinding esofagus, menimbulkan gelombang peristaltik kedua yang lebih kuat yang diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat peregangan. Gelombang peristaltik sekunder ini tidak melibatkan pusat menelan, dan orang yang bersangkutan juga tidak menyadari keberadaannya.Peregangan esofagus juga secara refleks meningkatkan sekresi air liur. Bolus yang terperangkap tersebut akhirnya dilepaskan dan digerakkan ke depan melalui kombinasi lubrikasi air liur tambahan dan gelombang peristaltik sekunder yang lebih kuat.
Kecuali saat menelan, sfingter gastroesofagus tetap berkontraksi untuk mempertahankan sawar antara esofagus dan lambung, sehingga mengurangi kemungkinan refluks isi lambung yang asam ke esofagus. Apabila isi lambung mengalir kembali ke esofagus walaupun terdapat sfingter, keasaman isi lambung tersebut akan mengiritasi esofagus, menimbulkan rasa tidak nyaman di esofagus yang dikenal sebagai heartburn (jantung itu sendiri sama sekali tidak terlibat). Sfingter gastroesofagus melemas secara refleks saat gelombak peristaltik mencapai bagian bawah esofagus sehingga bolus dapat masuk ke dalam lambung.Setelah bolus masuk ke lambung.Sfingter gastroesofagus kembali berkontraksi.
Sekresi esofagus seluruhnya adalah mukus.Pada kenyataannya mukus disekresikaan di sepanjang saluran pencernaan.Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan.Mukus esofagus memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh bagian-bagian tajam makanan yang masuk.Selain itu, mukus melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim getah lambung apabila terjadi refluks lambung.Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif.
Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubunan dengan esophagus melalui orifisium pilorik,terletak dibawah diafragma didepan pancreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.
a.      Bagian-bagian Lambung
·         Fundusventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
·         Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kunvantura minor.
·         Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk spinter pylorus.
·         Kurvantura minor, terdapat disebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus.
·         Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minor, terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui funsud ventrikuli menjuju ke knan sampai ke pylorus inferior. ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvantura mayor sampai ke limpa.
·         Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orfisium pilorik.
b.      Getah Cerna Lambung
·         Pepsin
·         Asam garam (HCl)
·         Rennin
·         Lapisan lambung
c.       Digesti dalam Lambung
·         Digesti protein
·         Lemak
·         Karbohidrat
Susunan lapisan dari dalam keluar, terdiri dari:
ð Lapisan selaput lendir, apabila lambung ini dikosongkan, lapisan ini akan berlipat-lipat yang disebut rugae.
ð Lapisan otot melingkar (muskulus aurikularis).
ð Lapisan otot miring (muskulus oblinqus).
ð Lapisan otot panjang (muskulus longitudinal).
ð Lapisan jaringan ikat/serosa (peritonium).
3.      Lambung (ventrikulus/gaster)
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubunan dengan esophagus melalui orifisium pilorik,terletak dibawah diafragma didepan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.
d.      Bagian-bagian Lambung
·         Fundusventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
·         Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kunvantura minor.
·         Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk spinter pylorus.
·         Kurvantura minor, terdapat disebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus.
·         Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minor, terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui funsud ventrikuli menjuju ke knan sampai ke pylorus inferior. ligament um gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvantura mayor sampai ke limpa.
·         Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orfisium pilorik.
Fungsi terpenting adalah menyimpan makanan yang masuk sampai disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal.Fungsi kedua lambung adalah untuk mensekresikan asam hidroklorida (HCL) dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein.
Fungsi motorik lambung ada tiga:
1)      Menyimpan makanan hingga dapat ditampung dalam jumlah besar pada bagian bawah saluran pencernaan.
2)      Mencampur makanan dengan getah lambung hingga membentuk campuran setelah padat yang dinamakan kimus.
3)      Mengeluarkan makanan perlahan-lahan dari lambung masuk ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi usus halus.
Kelenjar Lambung
a.      Kelenjar Karida: terletak paling dekat lubang yang ada disebelah usofagus, kelenjar disini berbentuk tubuler, baik sederhana maupun bercabang dan mengeluarkan sekret mukus alkali.
b.      Kelenjar dari fundus terdahulu bekerja: kelenjarnya tubuler dan berisi berbagai jenis sel, beberapa sel, yaitu sel asamatau sel oxintik , menghasilkan asam yang terdapat dalam getah lambung.
c.       Kelenjar pilorik : kelenjar dalam saluran pilorik juga berbentuk tubuler, terutama menghasilkan mukus alkali.
Motilitas lambung bersifat kompleks dan dikontrol oleh beberapa faktor. Terdapat empat aspek motilitas lambung :
1.      Pengisian Lambung (Gastric Filling)
Jika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi perubahan volume yang besarnya hingga dua puluh kali lipat tersebut akan menimbulkan ketegangan pada dinding lambung dan sangat meningkatkan tekanan intralambung jika tidak terdapat 2 faktor:
         plastisitas otot polos lambung
         relaksasi reseptif lambung pada saat ia terisi
Plastisitas mengacu pada kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan konstan dalam rentang panjang yang lebar.Dengan demikian, pada saat serat-serat otot polos lambung teregang pada pengisian lambung, serat-serat tersebut melemas tanpa menyebabkan peninhkatan ketegangan otot.Peregangan dalam tingkat tertentu menyebabkan depolarisasi sel-sel pemacu, sehingga sel-sel tersebut mendekati potensial istirahat yang membuat potensial gelombang rambat mampu mencapai ambang dan mencetuskan aktivitas kontraktil.
Sifat dasar otot polos tersebut diperkuat oleh relaksasi refleks lambung pada saat terisi.Interior lambung membentuk lipatan-lipatan dalam yang dikenal sebagai rugae.Selama makan, lipatan-lipatan tersebut mengecil dan mendatar pada saat lambung sedikit demi sedikit melemas karena terisi.Relaksasi refleks lambung sewaktu menerima makanan ini disebut relaksasi reseptif; relaksasi itu meningkatkan kemampuan lambung mengakomodasi volume makanan tambahan dengan hanya sedikit mengalami peningkatan tekanan.Relaksasi reseptif dipicu oleh tindakan makan dan diperantarai oleh saraf vagus.
2.      Penyimpanan Lambung (Gastric Storage)
Sebagian sel otot polos mampu mengalami depolarisasi parsial yang otonom dan berirama.Sel-sel tersebut menghasilkan potensial gelombang rambat yang menyapu ke bawah di sepanjang lambung menuju sfingter pilorus dengan kecepatan tiga gelombang per menit.Pola depolarisasi spontan ritmik tersebut, yaitu irama listrik dasar atau BER (basic electrical rythm) lambung, berlangsung secara terus menerus dan mungkin disertai oleh kontraksi lapisan otot polos sirkuler lambung.Bergantung pada eksitabilitas otot polos, BER dapat dibawa ke ambang oleh aliran arus dan mengalami potensial aksi, yang kemudian memulai kontraksi otot yang dikenal sebagai gelombang peristaltik dan menyapu isi lambung dengan kecepatan yang sesuai dengan BER, yaitu tiga kali per menit.
Setelah dimulai, gelombang peristaltik menyebar ke seluruh fundus dan korpus lalu ke antrum dan sfingter pilorus.Karena lapisan otot di fundus dan korpus tipis, kontraksi peristaltik di kedua daerah tersebut lemah.Pada saat mencapai antrum, gelombang menjadi jauh lebih kuat disebabkan oleh lapisan otot polos di antrum yang jauh lebih tebal.
Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur yang terjadi kurang kuat, makanan yang masuk ke lambung dari esofagus tersimpan relatif tenang tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya tidak menyimpan makanan,tetapi hanya berisi sejumlah gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke antrum, tempat berlangsungnya pencampuran makanan.

3. Pencampuran Lambung (Gastric Mixing)
Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan, ke arah sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter pilorus dalamkeadaan normal menjaga sfingter, tetapi tidak seluruhnya tertutup rapat. Lubang yang tersedia cukup besar untuk air dan cairan lain lewat, kecuali apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat. Walaupun demikian, dari 30 ml kimus yang dapat ditampung oleh antrum, hanya beberapa mililiter isi antrum yang terdorong ke duodenum oleh setiap gelombang peristaltik.Sebelum lebih banyak kimus yang dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus dan menyebabkan sfingter tersebut berkontraksi lebih kuat, menutup pintu keluar dan menghambat aliran kimus lebih lanjut ke dalam duodenum. Bagian terbesar kimus antrum yang terdorong ke depan, tetapi tidak dapat didorong ke dalam duodenum dengan tiba-tiba berhenti pada sfingter yang tertutup dan tertolak kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan tertolak kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju-mundur tersebut dinamakan retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.


4. Pengosongan Lambung (Gastric Emptying)
Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan pencampuran lambung, juga menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter pilorus tertutup erat terutama bergantung pada kekuatan peristaltis.Intensitas peristaltis antrum dapat sangat bervariasi di bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum; dengan demikian, pengosongan lambung diatur oleh faktor lambung dan duodenum.Dengan sedikit menimbulkan depolarisasi dan hiperpolarisasi otot polos lambung, faktor-faktor tersebut mempengaruhi eksitabilitas otot, yang pada gilirannya menentukan tingkat aktivitas peristaltik antrum.Semakin tinggi eksitabilitas, semakin sering BER menghasilkan potensial aksi, semakin besar aktivitas peristaltik di antrum, semakin cepat pengosongan lambung.
  Faktor di lambung yang mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung.
   Faktor utama lambung yang mempengaruhi kekuatan kontraksi adalah jumlah kimus di dalam lambung.Apabila hal-hal lain setara, lambung mengeluarkan isinya dengan kecepatan yang sesuai dengan volume kimus setiap saat.Peregangan lambung memicu peningkatan motilitas lambung melalui efek langsung peregangan otot polos serta melalui keterlibatan pleksus intrinsik, saraf fagus, dan hormon lambung gastrin.Selain itu, derajat keenceran (fluidity) kimus di dalam lambung juga mempengaruhi pengosongan lambung.Isi lambung harus diubah menjadi bentuk cair kental merata sebelum dikosongkan.Semakin cepat derajat keenceran dicapai, semakin cepat isi lambung siap dievakuasi.
  Faktor di duodenum yang mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung.
     Duodenum harus siap menerima kimus dan dapat bertindak untuk memperlambat pengosongan lambung dengan menurunkan aktivitas peristaltik di lambung sampai duodenum siap mengakomodasi tambahan kimus.Bahkan sewaktu lambung teregang dan isinya sudah berada dalam bentuk cair, lambung tidak dapat mengosongkan isinya sampai duodenum siap menerima kimus baru.
e.      Getah Cerna Lambung
·         Pepsin berfungsi memecah Protein menjadi Pepton.
·         Asam garam (HCl)berfungsi mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin .
·         Reninberfungsi untuk mengendapkan Kasein atau Protein yang terdapat pada susu (hanya pada bayi)
·         Lapisan lambung menghasilkan adalah hormon Gastrin yang berfungsi untuk memacu sekresi getah lambung.
f.        Digesti (proses penguraian makanan menjadi molekul yang lebih sederhana sehingga mudah untuk diabsopsi) dalam Lambung.
·         Proses Pencernaan Karbohidrat
Karbohidrat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tentunya tidak begitu saja secara langsung diserap oleh tubuh melalui dinding usus untuk selanjutnya masuk ke peredaran darah, melainkan harus dipecah dahulu menjadi persenyawaaan yang lebih sederhana, dan hal tersebut melalui suatau proses yang disebut daaengan proses pencernaan karbohidrat.
Dalam proses pemecahan karbohidrat kompleks tersebut menjadi senyawa yang lebih sederhana akan terlibat beberapa enzim, misalnya enzim pengubah pati –amilase,ataua ptyalin, dan enzim enzim pengubah disakharida—disakharidase. Monosakharida merupakan karbohidrat yang biasanya dapat melewati usus halus. Didalam mulut , makanan yang dikonsumsi akan dikunyah sampai lumat. Karbohidrat yang diperoleh mempunyai kandungan zat pati dan zat gula(malthosa-sukrosa-laktosa). Deangnadanya amylase (=ptialin) yangbercampur dengan makanan didalam mulut,pati dengan bantuan air ludah / saliva akan diubah menjadi dekstrin. Dengan terdapatnya asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, sebelum makanan bereaksi asam, pati sebesar mungkin akan diubah menjadi disakharida.
Selanjutnya makanan yang telah dikunyah masuk ke usus dandinding usus yang mempunyai kelenjar yang mengeluarkan enzim amylase atau enzim pengubah pati akan berlangsung pemecahan pati menjadi disakharida. Didalam usus berlangsung pemecahan:
  1. sukrosa———-fruktosa + glukosa, oleh enzim intestinsukrase
  2. maltose———-glukosa + glukosa, oleh enzim intestinal maltase
  3. laktosa ———galaktosaa+glukosa, oleh enzim intestinal laktosa
kemampuan pencernaan karbohidrat didalam tubuh tergantung pada tidak terganggunya alat-alat pencernaan dan sumbernya, apakah berserat,berbiji dan sejenisnya, biasanya bervariasi antara 90%-98%, namun kalau sumbernya berserat maka daya cerna akan menurun sampai 80%-85%.
·         Proses pencernaan lemak 
Lemak yang dihasilkan makanan yang sudah dikunyah dalam mulut menunjukkan bentuk lemak yang : telah teremulsi (emulsied fat) dan belum diemulsi (unemulsied fat), lemak yang belum diemulsi dalam lambung dengan bentuan empedu akan diubah menjadi lemak yang sudah teremulsi dan selanjutnya bersama-sama dengan lemak yang teremulsi akan masuk dalam usus halus.
Didalam usus halus itu lemak yagteremulsi dengan bantuan enzim intestinal lipase dan pencreatik lipase akan diubah kedalam 3 struktur yang lebih sederhana, jelasnya sebagai berikut:
  1. dipecah menjadi —asam lemak dan gliserol 40%-50%
  2. dipecah menjadi— monogliserid 40%-50%
  3. dipecah menjadi —gliserida, trigliserida,10%-20%
Adapun kemampuan alat-alat pencernaan dalam mencerna lemak yang terdapat dalam tubuh adalah bervariasi,sanagt tergantung pada kesehatan tubuh. Pada tubuh yangbenar-benar sehat sekitar 95%-100% lemak yang dapat dicerna, penggumpalan-penngumpalan lemak tidak terjadi. Lama berlangsungnya proses pencernaan lemak sangat bergantung pada panjang pendeknya rantai (jumlah atom karbon) dalam molekul asam lemak.
·         Proses pencernaan protein 
Pemecahan protein menjadi bentuk yang sederhana (asam amino) tidak lain agar dapat diserap melalui dinding usus, masuk ke peredaran darah dan disampaikan ke jaringan tubuh. Sama halnya dengan karbohidrat dan lemak, zat ini baru akan bisa diserap ketika sudah dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana.
Enzim pengubah protein, menurut penelitian para pakar, ternyata tidak terkandung dalam saliva, dengan demikian peronbakan terhadap protein (ikatan peptida) tidak terjadi didalam mulut melainkan untuk pertama kalinya dirombak dalam lambung.Dalam lambung, media atau cairan lambung yang asam sangat membantu dan mempermudah pepsin (protease lambung) bekerja melakukan perombakan rantaian khusus ikatan peptide dari asam amino yang rantainya pendek yang disebut pepton. Selanjutnya sebagian protein yang sudah dicerna masuk kedalam usus, disini ditemukan bahwa media yang asam dari cairan lambung telah dinetralisasi menjadi sedikit alkalis dan disini pula diketahui bahwa cairan pancreas mengandung dua macam enzim pengubah protein, yaitu protease pankreatik (tripsin dan chimotripsin) sekitar 30 % protein dirombak menjadi asam amino sederhana yang langsung dapat diserap oleh usus.
Setiap 70% lagi dari protein dipecah menjadi dipeptida, tripeptida yyang terdiri atas lebih asam amino. Enzim proteolitik lain yang berkemampuan memecah protein yaitu carboxy peptidase, amino peptidase. Enzim pengubah protein bersifat hidrolotik—memerlukan air pada perombakan atau pelepasan asam amino. Proses pencernaan karbohidrat lemak atau protein menjadi susunan yang lebih sederhana dimaksudkan agar  zat tersebut siap diserap melalui dinding usus dan masuk dalam darah (peredaran darah). Penyerapan atau absorption zat-zat makanan tadi sebbagian besar dilangsungkan didalam usus halus kecuali air yang diserap didalam usus besar. Absorpsi tidak selamnya berlangsung mulus hal ini ddikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi yang dapat menghambatnya, yang tentunya akan berakibat pada gangguan kesehatan tubuh.
Diantara faktor tadi yang penting adalah: (a) rangsangan (iritasi), dalam hal ini yaitu rangsangan yang menyebabkan gerakan-gerakan kuat dari usus, akibatnya dapat menghambat penyerapan (b) kurang aktifnya produksi empedu yang diperlukan kurang cukup tersedia, akiibatnya dapat menghambat penyerapan lemak (c) Tersedianya forro yang lebih siap diserap dari ferri. (d) Tersedianya vitamin C dan vitamin E yang dapat mempertinggi menyerapan Fe (zat besi). (e) Kurang tersedianya vitamin D ternyata kurang baik bagi kelancaran penyerapan kalsium. (f) Adanya parasit, dapat menimbulkan hambatan dalam penyerapan, terutama mineral Fe.
Mekanisme penyerapan tersebut melalui dua cara yaitu (1) Proses penyerapan melalui system pori-pori, (proses pasif difusi) yang berlangsung menurut hukum keseimbangan osmosa dan difusi yang dalam proses ini diketahui bahwa zat-zat makanan akan didistribusikan dari konsentrasi yang lebih tinggi ketempat yang konsentrasinya lebih rendah. (2) Proses penyerapan aktif difusi (proses transportasi) yang tergantung pada adnya energy atau energy transport yang dependen, yang lazim pula diknal sebagai mekanisme pompa (pumps mecanisme) dengan prinsip agar zat-zat makanan yang telah dicerna dapat melewati dinding usus.
Usus Halus
Adalah saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar, yang merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfinter pylorus sampai katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar.
Susunan usus halus
·         Duodenum, disebut juga usus 12 jari panjangnya 25-30cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pancreas yang menghasilnya amylase . duodenum merupakan bagian terpendek dari usus halus.
·         Jejunum, adalah bagian kelanjutan dari duodenum yang panjangnya kurang lebih 1-1,5m.
·         Ileum, merentang sampai menyatu dengan usus besar dengan panjangg 2-2,5 m. lekukan jejunum dan ileum melekat padadinding abdomen posterior dengan perantara lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dikenal dengan mesenterium. Ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang yang bernama ileoseikalis, orifisium ini dieprkuat oleh spinter; ileosekalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula baukini.
Mukosa usus halus, yaitu permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan mukosa dan mikrovili memudahkan pencernaan dan absorpsi, lipatan ini dibentuk oleh mukosa dan sub mukosa yang memperbesar permukaan usus. Pada penampang melintang vili dilapisi oleh epitel dan kripta yang menghasilkan bermacam-macam hormonjaringan dan enzim yang memegang peranan aktif dalam pencernaan.
            Gerakan Usus Halus
Pergerakan usus halus dipicu oleh peregangan dan secara reflek dikendalikan oleh system saraf otak.
Gerakannya antara lain                 :   
·         Segmentasi irama, yaitu pergerakan percampuran utama dengan mencampur kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya kepermukaan absortif. Gerakan ini berupa gerakan konstriksi dan relaksasi yang bergantian dari cincin-cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi  segmen-segmen dan mendorong kimus bergerak maju mundur dari satu segmen yang relaks kesegmen lain. Gerakan segmental memisahkan beberapa segmen usus dari yang lain, hal ini memungkinkan isi lumen yang cair bersentuhan dengan dinding usus dan akhirnya siap diabsorpsi.
·         Peristalsis, yaitu kontraksi ritmis otot polos longitudinal dan sirkuler yang mendorong dan menggerakkan kimus kearah bawah disepanjang saluran.
·         Gerakan pendulum/ayunan, menyebabkan isi usus bercampur.
Enzim yang dihasilkan Usus Halus
·         Enterikonase
·         Aminopeptidase,tetrapeptidase, dan dipeptidase
·         Amylase usus
·         Maltase,isomaltase,lactase, dan sukrase
·         Lipase usus
·         erepsin
·         lactase
·         maltose
·         sukrosa
4.      Usus Halus
Adalah saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar, yang merupakan tuba terlilit yang merentang dari sfinter pylorus sampai katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar.
Susunan usus halus
·      Duodenum, disebut juga usus 12 jari panjangnya 25-30cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas yang menghasilnya amylase . Duodenum merupakan bagian terdepandek dari usus halus.
· Jejunum, adalah bagian kelanjutan dari duodenum yang panjangnya kurang lebih 1-1,5 m. Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga terjadi pencernaan secara kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim pencernaan, seperti yang dihasilkan pankreas.
·      Ileum, merentang sampai menyatu dengan usus besar dengan panjangg 2-2,5 m. lekukan jejunum dan ileum melekat padadinding abdomen posterior dengan perantara lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dikenal dengan mesenterium. Ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang yang bernama ileoseikalis, orifisium ini dieprkuat oleh spinter; ileosekalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula baukini.
Mukosa usus halus, yaitu permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan mukosa dan mikrovili memudahkan pencernaan dan absorpsi, lipatan ini dibentuk oleh mukosa dan sub mukosa yang memperbesar permukaan usus. Pada penampang melintang vili dilapisi oleh epitel dan kripta yang menghasilkan bermacam-macam hormon, jaringan dan enzim yang memegang peranan aktif dalam pencernaan.Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan.
            Gerakan Usus Halus
Pergerakan usus halus dipicu oleh peregangan dan secara reflek dikendalikan oleh system saraf otak.
Gerakannya antara lain          :
·      Segmentasi irama, yaitu pergerakan percampuran utama dengan mencampur kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya kepermukaan absortif. Gerakan ini berupa gerakan konstriksi dan relaksasi yang bergantian dari cincin-cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi  segmen-segmen dan mendorong kimus bergerak maj mundur dari satu segmen yang relaks kesegmen lain. Gerakan segmental memisahkan beberapa segmen usus dari yang lain, hal ini memungkinkan isi lumen yang cair bersentuhan dengan dinding usus dan akhirnya siap diabsorpsi.
·      Peristalsis, yaitu kontraksi ritmis otot polos longitudinal dan sirkuler yang mendorong dan menggerakkan kimus kearah bawah disepanjang saluran.
·      Gerakan pendulum/ayunan, menyebabkan isi usus bercampur.
Kelanjar yang dihasilkan Usus Halus :
·         Enterikonase berfungsi untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas
·      Aminopeptidase berfungsi untuk menghidrolisis ikatan peptida pada bagian ujung N pada suatu protein.
·         Tetrapeptidase, dan peptidase berfungsi memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana, seperti menjadi oligopeptida pendek atau asam amino.
·         Amylase usus memecah amilum dan dekstrin menjadi maltose dan glukosa.
·         Maltase berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa dan memecah disakarida (maltosa, laktosa, dan sukrosa) menjadi monosakarida.
·         Isomaltase menghasilkan getah usus.
·         Lipase ususmengubah lemak menjadi asam lemak dan griserol.
·         Erepsinmengubah pepton menjadi asam amino.
·         Lactaseberfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan Galaktosa.
·         Maltaseberfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa.
·         Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan Fruktosa.
Pada rangkaian alat pencernaan terdapat usus buntu.Usus buntu berada di awal usus besar dan berbatasan dengan usus halus.Di bawah usus buntu terdapat apendiks (umbai cacing).Setelah melewati usus dua belas jari, makanan sampai di usus kosong. Selanjutnya, makanan akan diurai proteinnya oleh enzim erepsin. Sementara itu, karbohidrat yang terkandung dalam makanan tersebut akan diurai oleh enzim maltase, sukrose, dan laktose. Setelah hancur dan lumat, makanan menuju usus penyerap.Bagian dalam dinding usus penyerap berupa jonjot-jonjot.Di dalam jonjot-jonjot itu terdapat ujung pembuluh darah.Melalui pembuluh darah inilah terjadi penyerapan sarisari makanan.Sari-sari makanan masuk dalam aliran darah dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Proses pencernaan makanan :

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a)      Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pankreas.
b)      Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c)      Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d)      Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
Hati
Merupakan organ yang paling besar ditubuh kita, warnanya coklat dan beratnya 1500g.letaknya dibagian atas dalam rongga abdomen disebelah kanan bawah diafragma dan terlindungi oleh tulang rusuk (costae), sehingga dalam keadaan normal (hepar yang sehat tidak teraba). Hati menerima darah
Teroksigenisasi dari arteri hepatica dan darah yang tidak teroksigenisasi tetapi kaya akan nutrient vena porta.
Pembagian Hati
Hati dibagi atas 2 lapisan utama yaitu           :
·         permukaan atas berbentuk cembung, terletak dibawah diafragma
·         permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transfersus dan fisura longitudinal yang memisahkan belahan kanan dan kiri bagian atas hati, selanjutnya hati dibagi 4 belahan yaitu lobus kanan, lobus kirim lobus kaudata dan lobus quadrates.
Pembuluh Darah pada Hati
Hati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu        :
·         arteri hepatica, yang keluar dari aorta dan memberi 80% darah pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95-100% masuk ke hati akan membentuk jaringa  kapiler setelah bertemu dengan kapiler vena akhirnya keluar sebagai vena hapatika.
·         Vena porta, yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrika superior menghantarkan 20% darah ke hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini membawa zat makanan ke hati yang telah diabsorpsi oleh mukosa dan usus halus. Darah berasal dari vena porta bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap lobules disaluri oleh sebuah pembuluh sinosois darah atau kapiler hepatica. Pembuluh darah halus berjalan diantara lobules hati disebut bena interlobular.
Kantung Empedu
adalah sebuah kantung berbentuk terang dan merupakan membran berotot, letaknya dalam sebuah lobus disebelah permukaan awah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm.
empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang kemudian menjadi duktus hepatica kanan dan kiri. Duktus hepatica menyatu untuk membentuk duktus hepatic komunis yang kemudian menyatu dengan duktus sisticus dari kantung empedu dan keluar dari hati sebagai duktus empedu komunis.Duktus empedu komunis bersama dengan duktus pancreas bermuara di duodenum atau dialihkan untuk penyimpanan dikantung empedu.
            Komposisi Getah Empedu
Getah empedu adalah suatu cairan yang disekresi setiap hati oleh sel hati yang dihasilkan setiap hari 500-1000cc, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah produksi meningkat sewaktu mencerna lemak.
Lapisan Empedu Terdiri dari:
  1. Lapisan luar serosa/parietal.
  2. Lapisan otot bergaris.
  3. Lapisan dalam mukosa/viseral disebut juga membran mukosa.
Bagian Kantung Empedu
  1. Fundus vesikafelea, merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir setelah korpus vesika felea.
  2. Korpus vesikafelea, bagian dan kandung empedu yang didalamnya berisi getah empedu.
  3. Neck of the bladder. Merupakan leher dan kandung empedu yaitu saluran yang pertama masuknya getah empedu kebadan kandung empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam kandung empedu.
  4. Duktus sistikus. Panjangnya ± 3¾ cm berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum.
  5. Duktus hepatikus, saluran yang keluar dan leher.
  6. Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.

Empedu berwarna kuning kehijauan yang terdiri dari 97% air, pigmen empedu, dan garam-garam empedu.
·         Pigmen empedu, terdiri dari biliverdin. Pigmen ini merupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdesintegrasi. Pigmen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urin dan feses. Warna kekuningan pada jaringan (jaundice) merupakan akibat dari peningkatan kadar bilirubin darah dan ini merupakan indikasi kerusakan fungsi hati,peningkatan dekstruksi sel darah merah, atau obstruksi duktus empedu oleh batu empedu.
·         Garam-garam empedu, terbentuk dari asam empedu yang berkaitan dengan kolesterol dan asam amino. Setelah dieksresi kedalam usus garam tersebut direabsorpsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan didaur ulang kembali, peristiwa ini disebut sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.
Pancreas
Adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvantura besar lambung.
Kelenjar pancreas adalah sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebral lumbalis I & II di belakang lambung.Fungsi pancreas dibagi 2 yaitu fungsi eksokrin (asinar) dan fungsi endokrin (pulau langerhans).
Hasil Sekresi dan Komposisi Cairan Pankreas
Cairan pancreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein,karbohidrat, dan lemak.
·         Enzim proteolitik pancreas (protease), yaitu :
a.      Tripsinogen
b.      Kimotripsin
c.       Karboksipeptidase, amilopeptidase dan dipeptidase
·         Lipase pancreas
·         Amylase pancreas
·         Ribonuklase dan deoksiribonuklase
Pankreas
Adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dinalik kurvantura besar lambung.
Kelenjar pankreas adalah sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebral lumbalis I & II di belakang lambung.
Fungsi pankreas dibagi 2 yaitu :
1)      fungsi eksokrin (asinar) ialah menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen duodenum.
2)      fungsi endokrin (pulau langerhans) ialah menghasilkan hormon. Pulau langerhans berbntuk oval dan tersebar diseluruh pankreas. Fungsi pulau langerhans sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
C Hasil Sekresi dan Komposisi Cairan Pankreas
Cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein,karbohidrat, dan lemak.
·         Enzim proteolitik pankreas (protease), yaitu :
d.      Tripsinogen berfungsi memecah protein menjadi Pepton.
e.      Kimotripsin berfungsi mengubah protein dan peptosa menjadi pepton,asam amino dan peptida.
f.        Karboksipeptidase, berfungsi melepas asam amino ujung terminal c rantai polypeptida.
g.      Aminopeptidase berfungsi untuk menghidrolisis ikatan peptida pada bagian ujung N pada suatu protein.
h.      Dan peptidase berfungsi memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana, seperti menjadi oligopeptida pendek atau asam amino.
·         Lipase pankreas berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan griserol.
·         Amylase pankreas berfungsi memecah amilum dan dekstrin menjadi maltose dan glukosa.
·         Ribonuklase berfungsi untuk mensitesis RNA, dan deoksiribonuklase berfungsi untuk mensintesis DNA.
Usus Besar
Merupakan bagian akhir dari proses pencernaan, karena sebagai tempat pembuangan, maka diusus besar sebagian nutrient telah dicerna dan diabsorpsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. Makanan biasanya memerlukan waktu dua sampai lima hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan. Dua sampai enam jam dilambung, 6 sampai delapan jam diusus halus, dan sisa waktunya berada diusus besar.
            Panjangnya ±1,5 m, lebarnya 5-6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam keluar adalah selaput lender, lapisan otot memanjang, dan jaringan ikat. Ukurannya lebih besar daripada usus halus, disini terdapat taenia coli dan apendiks epiploika, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki villi, tidak memiliki lipatan-lipatan sirkuler (plicae circulars).Serabut otot longitudinal dalam muskulus externa mambentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut haustra.Di bagian bawah terdapa katup ileosekal yaitu katp antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang peristaltic, sehingga emungkinkan kimus mengalir 15 ml sekali masuk dan untuk total aliran sebanyak 500 ml/hari.
Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar;
1) Selaput lendir.
2) Lapisan otot melingkar.
3) Laplsan otot memanjang.
4) Jaringan ikat.
Seikum (usus buntu).Di bawah seikum terdapat appendiks Vermiformis yang Seluruhnya ditutupi oleh peritonium mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesentenium dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.
Kolon Asendens Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas dan ileum ke bawah hati. Di bawah hati membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon tranaversum.
Appendiks (umbai cacing).Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus.Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis minor terletak horizontal dl belakang seikum.Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.
Kolon Transversum. Panjangnya sekitar 38 cm, membujur dan kolon asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura Hepatika dan sebelah kin terdapat Fleksura Lienalis.
Kolon Desendens. Panjangnya ±. 25 cm, terletakdi bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan Fleksura Lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
Kolon Sigmoid.Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S. ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
Rektum. Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.
Anus.Adalah bagian dan saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuatoleh 3 spinter;
ð Spinter Ani internus, bekerja tidak menurut kehendak.
ð Spinter Levator Ani. bekerja juga tidak menurut kehendak.
ð Spinter Ani Eksternus. bekerja menurut kehendak.
Defekasi (Buang air besar). Didahului oleh transport feses ke dalam rektum yang mengakibatkan ketegangan dinding rektum mengakibatkan rangsangan untuk reflek defekasi sedangkan otot usus lainnya berkontraksi. M. Levator ani relaksasi secara volunter dan tekanan ditimbulkan oleh otot-otot abdomen.
5.                  Usus Besar (kolon)
Merupakan bagian akhir dari proses pencernaan, karena sebagai tempat pembuangan, maka diusus besar sebagian nutrient telah dicerna dan diabsorpsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. Makanan biasanya memerlukan waktu dua sampai lima hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan. Dua sampai enam jam dilambung, 6 sampai delapan jam diusus halus, dan sisa waktunya berada diusus besar.
            Panjangnya ±1,5 m, lebarnya 5-6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam keluar adalah selaput lender, lapisan otot memanjang, dan jaringan ikat. Ukurannya lebih besar daripada usus halus, disini terdapat taenia coli dan apendiks epiploika, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki villi, tidak memiliki lipatan-lipatan sirkuler (plicae circulars).Serabut otot longitudinal dalam muskulus externa mambentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut haustra.Di bagian bawah terdapa katup ileosekal yaitu katp antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang peristaltic, sehingga emungkinkan kimus mengalir 15 ml sekali masuk dan untuk total aliran sebanyak 500 ml/hari.
            Usus besar terdiri dari caecum, colon ascendens, colon transversum, colon descendens, colon sigmoid, rectum dan canalis ani serta spinkter ani.
            Defekasi  sebagian merupakan reflex, sebagian lagi merupakan aktivitas volunteer (yaitu dengan mengejan terjadi kontraksi diafragma dan otot abdominal untuk meningkatkan tekanan intra abdominal).
Komposisi feses mengandung            :
·         Air 70-80%
·         Sepertiga materi padatnya adalah bakteri
·         2 sampai 3 persen adalah nitrogen, zat sisa organic dan anorganik dari sekresi pencernaan, serta mucus dan lemak.
·         Bakteri kasar atau serat dan selulosa yang tidak tercerna
·         Warna coklat berasal dari pigmen empedu
·         Bau berasal dari kerja bakteri
Peritoneum
            Merupakan membrane tipis, halus dan lembab pada rongga abdomen dan menutupi organ-organ abdomen serta terdiri dari membrane serosa rangkap.
Peritoneum terdiri dari 2 bagian yaitu          :
·         Periyonium parietalis, yang melapisi dinding rongga abdomen.
·         Peritoneum visceralis, yang melapisi semua organ yang berada dalam rongga abdomen.
Ruang yang terdapat diantara dua lapisan ini disebut ruang peritoneal atau kantong peritoneum.Pada laki-laki berupa kantong tertutup dan pada perempuan merupakan saluran telur yang terbuka masuk kedalam rongga peritonium.
Didalam peritoneum banyak terdapat lipatan atau kantong. Lipatan besar (omentum mayor)banyak terdapat lemak yang terdapat disebelah depan lambung. Lipatan kecil (omentum minor) meliputi hati, kurvatura minor dan kambung berjalan keatas dinding abdomen dan membentuk mesenterium usus halus.
Peritoneum
            Merupakan membrane tipis, halus dan lembab pada rongga abdomen dan menutupi organ-organ abdomen serta terdiri dari membrane serosa rangkap.
Peritoneum terdiri dari 2 bagian yaitu          :
·         Periyonium parietalis, yang melapisi dinding rongga abdomen.
·         Peritoneum visceralis, yang melapisi semua organ yang berada dalam rongga abdomen.
Ruang yang terdapat diantara dua lapisan ini disebut ruang peritoneal atau kantong peritoneum.Pada laki-laki berupa kantong tertutup dan pada perempuan merupakan saluran telur yang terbuka masuk kedalam rongga peritonium.
Didalam peritoneum banyak terdapat lipatan atau kantong. Lipatan besar (omentum mayor)banyak terdapat lemak yang terdapat disebelah depan lambung. Lipatan kecil (omentum minor) meliputi hati, kurvatura minor dan kambung berjalan keatas dinding abdomen dan membentu mesenterium usus halus.
Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir akan menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus.Didalam usus besar fases di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus).Gerakan pristalsis dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar).Pada saat buang air besar otot sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar anus.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik.Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.
Ringkasan Proses Pencernaan
Organ
Cairan pencerna
Reaksi
Enzim
Kerja kimiawi oleh enzim
Mulut
Saliva (ludah)
Alkali
Ptyalin (amylase ludah)
Mengubah zat tepung masak menjadi gula yang dapat larut (maltose)
Lambung
Getah lambung
Asam
·         Rennin
·         Pepsin
·         Lipase gastric
Mengubah kasinogen menjadi kasein
Mengubah protein menjadi pepton
Memulai hidrolisis atas lemak
Duo denum
Empedu
Alkali
Membantu kerja enzim pancreas mengemulsikan lemak
Duo denum
Cairan pancreas
Alkali
·         Tripsin
·         Amylase
·         Lipase
Menyederhanakan protein dan pepton mejadi polipeptida dan asam amino
Mengubah semua gula dan zat tepung menjadi maltose
Menyederhanakan lemak menjadi gliserin dan asam lemak
Usus halus
Sukus enterikus
Alkali
·         Enterokinase
·         Erepsin
·         Sukrosa, maltose, laktosa
Membebaskan tripsin dalam cairan pancreas
Menyederhanakan semua zat protein menjadi asam amino
Menyederhanakan semua zat hidrat karbon menjadi monosakarida, glukosa,galaktosa, dan laevulosa
  
SISTEM IMUN PENCERNAAN
Sistem Imun di rongga mulut :
1.         Protein-Enzim
a.         Enzim lisozomal → merupakan enzim mukolitik yang mampu memecahkan ikatan glikopeptide dinding bakteri gram positif, sehingga lisis. Termasuk kolagenase, elastase, hyaluronidase. Mesikupun enzim-enzim ini diproduksi oleh sel-sel neutrofil, sebagian besar dihasilkan oleh kelenjar ludah
b.         Laktoferin dan laktoperoksidase → yang mempunyai aktifitas antibakteri dan antivirus.
c.         Musin → yang menghambat perlekatan virus pada sel epitel.
d.         Interferon → diproduksi oleh sel hospes, sebagai reaksi terhadap invasi virus.
2.         Agregasi Jaringan Limfoid Submukosa → Sel-sel mononuclear (limfosit dan makrofag) ditemukan tersebar tepat dibawah epitel mulut, didaerah palatum lunak, dasar mulut, permukaan ventral dari lidah dan kadang-kadang di pipi dan di bibir. Secara histologik, massa jaringan ini seperti jaringan tonsil.
3.         Kelenjar Getah Bening Ekstraoral → Anyaman halus saluran getah bening berjalan dari mucus saliva dasar mulut, palatum, bibir, dan pipi seperti juga dari gingival dan pulpa. Semuanya bergabung membentuk saluran yang lebih besar yang bersatu dengan saluran getah bening lainnya dari anyaman yang lebih dalam pada otot lidah. Saluran ini melayani pengangkutan antigen menuju kelenjar getah bening submental, submaksilaris, dan servikal.
4.         Jaringan Limfoid Kelenjar Ludah → Limfosit, makrofag dan sel-sel plasma ditemukan di dalam kelenjar baik yang besar ataupun kecil, tersebar dalam kelompok-kelompok dibawah mukosa mulut.
          Sistem imun di lambung :
1.         Asam HCL (asam klorida) → Selain berfungsi untuk menghancurkan makanan, HCl berfungsi sebagai penghalang mikroorganisme yang masuk ke dalam lambung. Karena bersifat asam, banyak bakteri atau mikroorganisme tidak dapat bertahan hidup pada pH lambung.
2.         Enzim Pepsin → untuk digesti
3.         Enzim Papain → untuk digesti
4.         Asam Hidroklorik → terdapat pada cairan lambung. Membunuh sebagian besar mikroorganisme yang masuk ke lambung.
          Sistem Imun di Usus Halus :
1.         Enzim Proteolisis → Enzim proteolisis akan membunuh mikroorganisme yang berhasil mencapai usus dengan cara mendegradasi atau menghancurkan protein mikroorganisme tersebut.
2.         Enzim Tripsin → untuk digesti
3.         Enzim Kimotripsin → untuk digesti
4.         Enzim Protease Pankreatik → untuk digesti
          Sistem Imun di Kolon () :
1.         Produk bakteri → sebagai respons imun terhadap antigen oral
2.         Flora Komensal → membantu digesti, memicu pertumbuhan dan diferensiasi sel epitel, memproduksi vitamin, dll
          Kadar pH yang sangat rendah di dalam lambung dan usus halus berfungsi sebagai respons imun terhadap antigen oral.
IMUNOLOGI SALURAN PENCERNAAN
RESPONS IMUN
Dilihat dari berapa kali pajanan antigen maka dapat dikenal dua macam respons imun, yaitu respons imun primer dan respons imun sekunder.
1. Respons imun primer
Respons imun primer adalah respons imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respons imun primer kebanyakan adalah IgM dengan titer yang lebih rendah dibanding dengan respons imun sekunder, demikian pula daya afinitasnya. Waktu antara antigen masuk sampai dengan timbul antibodi (lag phase) lebih lama bila dibanding dengan respons imun sekunder.
2. Respons imun sekunder
Pada respons imun sekunder, antibodi yang dibentuk kebanyakan adalah IgG, dengan titer dan afinitas yang lebih tinggi, serta fase lag lebih pendek dibanding respons imun primer. Hal ini disebabkan sel memori yang terbentuk pada respons imun primer akan cepat mengalami transformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi. Demikian pula dengan imunitas selular, sel limfosit T akan lebih cepat mengalami transformasi blast dan berdiferensiasi menjadi sel T aktif sehingga lebih banyak terbentuk sel efektor dan sel memori. Pada imunisasi, respons imun sekunder inilah yang diharapkan akan memberi respons adekuat bila terpajan pada antigen yang serupa kelak. Untuk mendapatkan titer antibodi yang cukup tinggi dan mencapai nilai protektif, sifat respons imun sekunder ini diterapkan dengan memberikan vaksinasi berulang beberapa kali.
Sistem imunitas mukosa saluran cerna
Luas permukaan saluran cerna mencapai hampir 400m2 dan selalu terpajan dengan berbagai antigen mikroba dan makanan sehingga dapat menerangkan mengapa sistem limfoid saluran cerna (gut associated lymphoid tissue /GALT) memegang peranan pada hampir 2/3 seluruh sistem imun. Pertahanan mukosa adalah struktur komplek yang terdiri dari komponen selular dan non selular. Pertahanan yang paling kuat masuknya antigen ke jaringan limfoid mukosa adalah adanya enzim yang terdapat mulai dari mulut sampai ke kolon. Enzim proteolitik di dalam lambung (pepsin, papain) dan usus halus (tripsin, kimotripsin, protease pankreatik) berfungsi untuk digesti. Pemecahan polipeptida menjadi dipeptida dan tripeptida bertujuan agar dapat terjadi proses digesti dan absorpsi bahan makanan, dan membentuk protein imunogenik yang bersifat nonimun(peptida dengan panjang asam amino <8-10 bersifat imunogenik yang buruk). Efek protease berlipat ganda dengan adanya garam empedu yang memecah karbohidrat dan akan didapatkan suatu sistem yang poten untuk meningkatkan paparan antigen(Ag). Kadar pH yang sangat rendah di dalam lambung dan usus halus dan produk bakteri di dalam kolon berfungsi sebagai respons imun terhadap antigen oral. Sebagian besar respons imun ini berfungsi melindungi manusia dari bahann patogen. Perubahan untuk merespons atau menekan respons imun berhubungan dengan cara antigen masuk ke dalam tubuh. Patogen invasif (yang merusak pertahanan) memicu respons agresif, sedangkan untuk kolonisasi luminal dibutuhkan yang lebih bersifat respons toleran.
• Komponen utama pertahanan tubuh adalah produk gen musin. Glikoprotein musin melapisi permukaan epitel dari rongga hidung/orofaring sampai ke rektum. Sel goblet yang menghasilkan mukus secara kontinu memberikan pertahanan yang kuat pada persambungan epitel. Partikel, bakteri dan virus menjadi terperangkap dalam lapisan mukus dan akan dikeluarkan dengan proses persitaltik. Pertahanan ini mencegah patogen dan antigen masuk ke bagian bawah epitel, disebut proses eksklusi nonimun. Musin juga berfungsi sebagai cadangan IgA. Antibodi ini berasal dari epitel dan dikeluarkan ke dalam lumen.
            • Antibodi IgA terdapat dalam lapisan mukus berikatan dengan bakteri/virus dan mencegah menempel pada epitel. Hubungan faktor-faktor, disebut sebagai faktor trefoil, membantu memperkuat pertahanan dan memicu pemulihannya bila terdapat defek. Tidak adanya produk gen musin atau faktor trefoil, manusia menjadi lebih rentan terhadap inflamasi dan kurang mampu memperbaiki kerusakan barier. Apakah defek tersebut berperan pada pasien dengan alergi makanan masih dalam penelitian.
• Lapisan barier berikutnya adalah sel epitel. Bersama-sama dengan persambungan bagian apeks dan basal yang kuat, membran dan ruang antara sel membatasi masuknya makromolekul yang besar. Namun demikian, persambungan yang kuat ini masih mungkin dilalui oleh di- dan tripeptida serta oleh ion-ion tertentu. Pada keadaan inflamasi, persambungan ini menjadi kurang kuat sehingga makromolekul dapat masuk ke dalam lamina propria, contohnya respons terhadap antigen makanan atau masuknya mikroorganisme lumen. Pada keadaan ini, antigen makanan akan menjadi antigen asing, dimana pada individu yang memiliki bakat alergi akan menginduksi proses alergi menjadi berlanjut. • Sel epitel usus dapat memproses sebagian antigen lumen dan mempresentasikannya ke sel T dalam lamina propria. Dalam keadaan normal, interaksi ini menyebabkan aktivasi selektif sel T CD8+ regulator. Pada penyakit tertentu (contohnya inflammatory bowel disease), aktivasi beberapa sel rusak sehingga menyebabkan inflamasi menetap. Pada alergi makanan, alergen yang menembus epitel akan menempel pada sel mast mukosa .
• Sel T yang teraktivasi dalam Peyer’s patch setelah paparan dengan antigen disebut sebagai Th3. Sel ini berfungsi mengeluarkan transforming growth factor-β, memicu sel B untuk menghasilkan IgA dan berperan pada terjadinya toleransi oral (aktivasi antigen spesifik non respons terhadap antigen yang masuk per oral).
• Sel T regulator yang paling baru dikenal adalah dengan fenotip CD4+ CD25+ CD45RA+. Sel ini awalnya dikenal pada gastritis autoimun dan berfungsi menghambat kontak antar sel dan dapat menyebabkan kelainan autoimun pada neonatus yang mengalami timektomi.
Imunoglobulin A sekretori pada saluran cerna
Antibodi IgA adalah antibodi yang tidak dapat berikatan dengan komplemen (yang dapat memicu respons inflamasi) dan berfungsi utama sebagai inhibitor penempelan bakteri/virus ke epitel. Antibodi IgA dapat menggumpalkan antigen, menjebaknya dalam lapisan mukus dan membantu mengeluarkannya dari tubuh Antibodi IgA sekretorik dilindungi oleh sel epitel dari protease lumen dengan diproduksinya komponen sekretori yaitu glikoprotein. Molekul ini menutupi bagian Fc dari antibodi dimer dan melindunginya dari proses proteolitik. Sistem IgA tidak akan matur sebelum usia 4 tahun sehingga pada umur tersebut dapat terjadi peningkatan respons imun terhadap antigen makanan. IgA sekretorik dari ASI dapat memberikan imunisasi pasif dalam menghadapi patogen dan berperan menjadi barier bagi neonatus. IgE tidak ditemukan dalam saluran cerna karena mudah dipecah oleh protease lambung dan usus halus. Pada alergi makanan harus terdapat IgE dalam saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena adanya antigen yang melewati barier mukosa dan mempresentasikannya ke sel mast.
Flora komensal pada saluran cerna
Komponen terakhir dari MALT adalah flora komensal yang berperan membentuk kumpulan imunologi dari sistem imun mukosa usus. Flora komensal diperkirakan ada 1012-1014 bakteri per gram jaringan kolon. Flora ini menguntungkan manusia karena membantu digesti, memicu pertumbuhan dan diferensiasi sel epitel, memproduksi vitamin, dll. Bila ada penyakit, flora dapat terpengaruh dan terjadi pertumbuhan berlebihan dari strain yang kurang dapat ditoleransi, contohnya pada kolitis pseudomembran akibat Clostridium difficile. Flora komensal normalnya dapat menjaga keseimbangan spesies bakteri ini. Pada beberapa kasus, flora normal dapat dikembalikan dengan pemberian probiotik.
Probiotik
            Probiotik didefinisikan sebagai mikroba yang didapat dari suplemen diet yang dapat mempengaruhi tubuh manusia secara menguntungkan khususnya di saluran cerna. Ada dua golongan probiotik yang paling sering digunakan, yaitu golongan lactobacillus dan bifidobacteria.
            Lactobacillus diidentifikasi pertama kali oleh Louis Pasteur di Perancis. Lactobacillus merupakan bakteri yang habitatnya berasal dari membrane mukosa dari hewan, manusia, tanaman, limbah dan makanan fermentasi. Sementara bifidobacteria pertama kali diisolasi dari feses atau kotoran bayi yang hanya minum Air Susu Ibu [ASI] dan terdapat banyak sekali dalam usus manusia, hewan. Contohnya bifidobacterium logum, Infasis dan bifidum.
Mikroba saluran cerna adalah unsur terpenting dalam pertahanan system pencernaan. Keuntungan probiotik melindungi saluran cerna dapat diketahui dari beberapa hal , misalnya kolonisasi bakteri disaluran cerna yang menekan pertumbuhan atau pengikat epitel oleh kuman pathogen dan produksi zat anti mikroba. Secara fisiologis,probiotik dapat bertahan hidup dalam saluran cerna karena memiliki l‘ketahanan relatif’ terhadap asam lambung dan cairan empedu. Probiotik juga dapat melekat erat dengan sel epitel lapisan mukosa saluran cerna. Probiotik digunakan seara luas untuk menangani penyakit saluran cerna dan aman dikonsumsi. Tapi ingat, probiotik, prebiotik dan sinbiotik, digunakan dalam pengobatan bukan sebagai teapi tunggal, tapi pengobatan pendampingan atau obat tambahan.
Disamping itu, probiotik juga digunakan diluar saluran cerna seperti modulasi lemak, kondisi alergi, infeksi urogenital, dan kondisi alergi. Pada keadaan kontipasi, misalnya FOS [Frukto Oligo Sakarida] dan GOS [Galakto Oligo Sakarida] dapat digunakan karena banyak mengandung serat sehingga menjadikan pencernaan lebih lancar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar