Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.
Pencernaan dibagi menjadi:
1 Pencernaan Mekanis : Proses mengunyah dan gerak peristaltik.
2. Pencernaan Kimiawi :dihancurkan oleh
enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan di mulut, lambung, usus halus, kantung
empedu dll.
Di dalam mulut terjadi dua
macam pencernaan, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi.
- Pencernaan mekanik ialah proses mengubah makanan dari ukuran yang
besar menjadi lebih kecil. Alat yang membantu pencernaan mekanik di dalam mulut
adalah gigi. Gerakan gigi seri memotong makanan, gigi taring merobek makanan,
dan gigi geraham mengunyah makanan. Pencernaan mekanik pada umumnya tidak
merubah susunan molekul makanan yang dicerna. Pencernaan mekanik di mulut
menjadi lebih mudah karena adanya saliva yang diekskresikan kelenjar-kelenjar
saliva.
- Pencernaan kimiawi adalah penambahan kimiawi di dalam mulut yaitu
enzim untuk memecah molekul kompleks menjadi lebih sederhana. Pencernaan
kimiawi di dalam mulut melibatkan hidrolisis polisakarida menjadi disakarida
oleh amilase. Namun, sebagian besar pencernaan yang dilakukan oleh enzim ini
berlangsung si korpus lambung setelah massa makanan dan air liur telah
tertelan. Di mulut tidak terjadi penyerapan makanan.
Proses Pencernaan Makanan
Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini
dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi
dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin
berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum)
menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan
selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu
37oC.
SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN
Susunan saluran pepcernaan terdiri
dari:
1. Mulut (0ris).
2. Faring (tekak).
3. Esofagus (kerongkongan).
4. Ventrikulus (lambung).
5. Intestinum minor (usus halus):
a. Duodenum
(usus 12 jari).
b.
Yeyenum.
c. Ileum.
6. Intestinum mayor (usus besar);
a. Seikum.
b. Kolon asendens.
c. Kolon transversum.
d. Kojon Descendens.
e. Kolon Sigmoid.
7. Rektum.
8. Anus.
ALAT-ALAT PENGHASIL GETAH CERNA
1.
Kelenjar ludah:
a) Kelenjar (glandula) parotis.
b) Kelenjar (glandula) sub maksilaris
c) Kelenjar (glandula) sub lingualis
2. Kelenjar getah lambung.
3. Kelenjar hati.
4. Kelenjar pankreas.
5. Kelenjar getah usus.
Mulut (oris)
Merupakan jalan masuk menuju system
pencernaan yang terletak pada wajah bagian bawah.
Secara umum mulut terdiri atas 2
bagian, yaitu :
1. Bagian luar yang sempit
(vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi.
2. Bagian rongga mulut
(bagian dalam), yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang
maksilaris,palatum, dan mandibularis disebelah belakang bersambung dengan
faring.
Selaput lender mulut
ditutupi epithelium yang berlapis-lapis, dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar
halus yang mengeluarkan lender, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga
memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Disebelah luar mulut ditutupi oleh
kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput lender (mukosa).
Mulut
Merupakan jalan masuk menuju system pencernaan yang terletak pada wajah
bagian bawah.
Secara
umum mulut terdiri atas 2 bagian, yaitu :
1) Bagian
luar yang sempit (vestibula) yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi.
2) Bagian
rongga mulut (bagian dalam), yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh
tulang maksilaris, palatum, dan mandibularis disebelah belakang bersambung
dengan faring.
Selaput lender mulut ditutupi epithelium yang berlapis-lapis, dibawahnya
terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lender, selaput ini kaya
akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris.
Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh
selaput lender (mukosa).
Bibir
Disebelah
luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi oleh selaput
lendir (mukosa).Otot orbikulanis oris menutupi bibir.Levator anguli oris
méngangkat dan depresor anguli oris menekan ujung mulut.
Fungsi dan
bagian-bagian mulut serta proses pencernaan di mulut sebagai berikut:
a) Bibir
Bibir adalah lubang berotot yang
membantu memperoleh, mengarahkan, dan menampung makanan di mulut. Bibir juga
mempunyai fungsi nonpencernaan, yaitu untuk berbicara (artikulasi berbagai
bunyi bergantung pada bentuk bibir tertentu) dan sebagai reseptor sensorik
(contoh: sewaktu berciuman).
b)
Langit-langit
(palatum)
Palatum atau
langit-langit membentuk atap lengkung rongga mulut dan memisahkan mulut dari
saluran hidung.Keberadaannya memungkinkan bernapas dan mengunyah atau mengisap
berlangsung bersamaan.Secara embriologis, palatum berasal dari penonjolan yang
tumbuh ke arah dalam dari rahang di kedua sisi dan menyatu di garis tengah
rongga mulut. Ke arah depan mulut, palatum terdiri dari tulang yang membentuk
apa yang dikenal sebagai palatum durum (langit-langit keras). Ke arah belakang
mulut, palatum tidak memiliki tulang dan disebut palatum mole (langit-langit
lunak) yang dapat bergerak.Di belakang dekat tengorokan terdapat suatu tonjolan
menggantung dari palatum mole, yakni uvula (anak lidah), yang berperan penting
untuk menutup saluran hidung ketika kita menelan.
Beberapa bagian dimulut
antara lain :
1. Palatum, terdiri dari 2
bagian yaitu :
a) Palatum durum(palatum
keras), yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang
maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari 2 tulang palatum
b) Palatum mole (palatum
lunak), terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat
bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lender.
Gigi
Manusia memiliki 2 susunan
gigi yaitu gigi primer dan sekunder.
a) Gigi primer, disebut juga
gigi sulung, dimulai dari ruang antara gigi depan yang terdiri dari delapan
gigi seri, empat taring,delapan geraham (molar), dan totalnya 20 gigi.
b) Gigi sekunder, disebut
juga gigi tetap, terdiri dari delapan gigi seri, empat taring, delapan premolar
(bicuspid) dan dua belas geraham (tricuspid), totalnya 32 gigi.
Gigi berfungsi untuk mengunyah
makanan sehingga makanan menjadi halus. Gigi dapat di bedakan atas empat macam
yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan dan gigi geraham belakang.
Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota gigi
(korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi memiliki
bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat
runcing berfungsi untuk memotong makanan, serta gigi geraham berbentuk agak
silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk
menggiling dan menghancurkan makanan dan gigi taring yang berbentuk seperti
pahat runcing berfungsi untuk merobek makanan.Sedangkan gigi geraham dengan
permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk, berfungsi untuk mengunyah.
·
Leher gigi merupakan bagian gigi
yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang
tertanam di dalam rahang. Tulang gigi tersusun atas zat dentin. Sum-sum gigi
(pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan
pembuluh_pembuluh darah.
·
Pada bayi, gigi sudah
mulai tumbuh pada usia 6 bulan. Gigi pertama yang tumbuh disebut gigi susu.
Gigi anak-anak pada usia 6 tahun jumlahnya 20 yang terdiri dari 8 gigi seri, 4
gigi taring, dan 8 gigi geraham.
Manusia
memiliki 2 susunan gigi yaitu gigi primer dan sekunder.
c) Gigi
primer, disebut juga gigi sulung, dimulai dari ruang antara gigi depan yang
terdiri dari dua gigi seri, satu taring,dua geraham (molar), dan totalnya 20
gigi.
d) Gigi
sekunder, disebut juga gigi tetap, terdiri dari 2 gigi seri, satu taring, dua
premolar (bicuspid) dan tiga geraham (tricuspid), totalnya 32 gigi.
Lidah
Terdiri dari otot serat lintang dan
dilapisi oleh selaput lender, diletakkan pada frenulum lingua.Dibagian belakang
pangkal lidah terdapat epiglottis. Kerja otot lidah dibedakan atas 3 bagian,
yaitu :
Radiks lingua : pangkal lidah
Dorsum lingua : punggung lidahterdapat
puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap.
Apeks lingua : ujung lidah
Frenulum lingua.Merupakan selaput lendir yang terdapat
pada bagian bawah kira-kira ditengah-tengah jika lidah digerakkan ke atas
nampak selaput lendir.
Flika sublingua.Terdapat disebelah kiri dan kanan
frenulum lingua di sini terdapat pula lipatan selaput lendir.Pada pertengahan flika sub lingua
ini terdapat saluran dan glaudula parotis, sub maksilaris dan glandula sub
lingualis.
Pada lidah terdapat indera peraba dan perasa :
-
Asin, pada lateral lidah
-
Manis, pada ujung dan anterior lidah
-
Asam, pada lateral lidah
-
Pahit, pada belakang lidah
Lidah adalah organ yang membentuk dasar rongga mulut,
terdiri dari otot rangka yang bekerja secara volunter. Lidah berfungsi untuk
mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan (proses
penelanan) dan juga berperan penting untuk berbicara.Di lidah terdapat
papil-papil pengecap (taste buds) yang juga tersebar di palatum mole
sebagai indera peraba dan perasa. Pada lidah, indera peraba dan perasa tersebut
terdapat di :
C Asin, di bagian lateral lidah.
C Manis, di bagian ujung dan
anterior lidah.
C Asam, di bagian lateral lidah.
C Pahit, di bagian belakang lidah.
C Umami, tersebar di seluruh bagian
lidah
Di bagian belakang
pangkal lidah terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada
waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan napas. Kerja
otot lidah dapat digerakkan atas tiga bagian, yaitu:
Radiks lingua : pangkal lidah.
Dorsum lingua :
punggung lidah terdapat puting-puting pengecap atau ujung
saraf pengecap.
Apeks lingua : ujung lidah.
Frenulum lingua.Merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah
kira-kira ditengah-tengah jika lidah digerakkan ke atas nampak selaput lendir.
Flika sublingua.Terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum lingua di sini
terdapat pula lipatan selaput lendir.
2. Kelenjar Ludah
Terdiri dari 2 duktus, yaitu duktus wartoni dan duktus
stensoni.kelenjar ini mensekresi saliva
kedalam rongga mulut.Saliva dihasilkan didalam rongga mulut, yang disarafi oleh
saraf-saraf tak sadar.
Disekitar mulut terdapat beberapa kelenjar ludah, yaitu :
·
Kelenjar ludah parotis,
letaknya dibawah depan dari telinga diantara prosesus mastoid kiri dan kanan os
mandibular, duktusnya duktus stensoni.
·
Kelenjar sub maksilaris
(sub mandibular), terletak dibawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya
bernama duktus wartoni, bermuara
dirongga mulut dekat dengan frenulun
lingua.
·
Kelenjar sub lingualis,
letaknya dibawah selaput lender dasar rongga mulut bermuara didasar rongga
mulut.
·
Kelenjar minor, (kelenjar bukal), terdapat lebih dari 600
kelenjar liur minor yang terletak dirongga mulut. Diameternya 1-2 mm.
Kelenjar ludah
Merupakan kelenjar eksokrin,
yaitu kelenjar yang mempunyai saluran sendiri, yang menyekresi air liur
(saliva) dan menyalurkannya ke mulut melalui duktus-duktus kecil, yaitu duktus wartoni dan duktus
stensoni.Kelenjar
ini mensekresi saliva kedalam rongga
oral.Saliva dihasilkan didalam rongga mulut, yang disarafi oleh saraf-saraf tak
sadar.
Komposisi saliva
Saliva terdiri dari sekresi serosa,
yaitu 98% air dan mengandung enzim amylase serta berbagai jenis ion (natrium
klorida, bikarbonat, dan kalium, juga sekresi mucus yang lebih kental dan lebih
sedikit yang mengandung glikoprotein (musin), ion dan air.
Saliva
Saliva adalah cairan yang bersifat alkali. Terdiri dari 99,5% H2O serta
0,5% protein dan elektrolit (natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium). Protein
air liur terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim. Fungsi saliva adalah :
1)
Memulai pencernaan karbohidrat di
mulut melalui kerja enzim amilase lingua yang memecah polisakarida menjadi
disakarida.
2)
Mempermudah proses menelan dengan membasahi
partikel-partikel makanan, sehingga mereka saling menyatu karena pelumasan oleh
mukus yang kental dan licin.
3)
Memiliki efek antibakteri melalui
efek ganda—pertama oleh lisozim, enzim yang menghancurkan atau melisiskan
bakteri tertentu dan kedua dengan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri
sebagai sumber makanan.
4)
Sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang
papil pengecap. Hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi dengan reseptor
papil pengecap.
5)
Membantu kita berbicara dengan
mempermudah gerakan bibir dan lidah.
6)
Berperan penting dalam higiene
mulut dengan membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi. Aliran air liur yang
terus menerus membantu membilas residu makanan, melepaskan sel epitel dan benda
asing serta mencegah kerusakan gigi.
7)
Penyangga bikarbonat di air liur
menetralkan asam di makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga
membantu mencegah karies (lubang) gigi.
Secara rata-rata, sekitar 1-2 liter liur disekresikan per hari, dengan
kecepatan basal spontan yang konstan sebesat 0,5 ml/menit sampai kecepatan
maksimum sebesar 5 ml/menit. Sekresi air liur bersifat konstan dan kontiu,
bahkan tanpa adanya rangsangan yang jelas, disebabkan oleh stimulasi konstan
tingkat rendah ujung-ujung saraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar liur.
Sekresi basal ini penting untuk menjaga agar mulut dan tenggorokan tetap basah
setiap waktu.
Pusat saliva mengontrol derajat pengeluaran air liur melalui saraf-saraf
otonom yang mempersarafi kelenjar liur. Respons simpatis dan parasimpatis di
kelenjar liur tidak saling bertentangan, keduanya meningkatkan produksi saliva,
tetapi jumlah, karakteristik, dan mekanisme yang berperan berbeda. Rangsangan
parasimpatis yang berperan dalam sekresi air liur menyebabkan pengeluaran air
liur encer dalam jumlah besar dan kaya enzim. Stimulasi simpatis menghasilkan
volum air liur yang lebih sedikit dengan konsistensi kental dan kaya mukus.
Sekresi air liur adalah satu-satunya sekresi pencernaan yang seluruhnya berada di bawah kontrol saraf. Semua sekresi pencernaan lainnya diatur oleh refleks sistem saraf dan hormon.
Disekitar
mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah, yaitu :
·
Kelenjar ludah parotis, letaknya dibawah depan dari
telinga diantara prosesus mastoid
kiri dan kanan os mandibular,
duktusnya duktus stensoni.
·
Kelenjar sub maksilaris (sub mandibular),
terletak dibawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara dirongga mulut
dekat dengan frenulun lingua. Ukurannya
kurang lebih sebesar kacang kenari.
·
Kelenjar sub lungualis, letaknya dibawah selaput
lender dasar rongga mulut bermuara didasar rongga mulut.
Kandungan ludah pada manusia adalah air, mucus, enzim
amilase, zat anti bakteri, dll.Fungsi kelenjar ludah ialah melumasi rongga
mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
Penjelasan :
ꜙ
Kelenjar parotis
Menyekresikan air liur melalui
Duktus Stensen menuju kavum oral untuk membantu mengunyah dan menelan.
ꜙ
Kelenjar sublingualis
Sekitar 5% air liur yang masuk ke
kavum oral keluar dari kelenjar ini.Menyalurkan sekretnya melalui beberapa
muara kecil.
ꜙ
Kelenjar submandibularis
Produksi sekresinya adalah
campuran serosa dan mukus dan masuk ke mulut melalui duktus Wharton. Walaupun
lebih kecil daripada kelenjar parotis, sekitar 70% saliva di kavum oral
diproduksi oleh kelenjar ini
Faring
Merupakan
organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esophagus).Didalam
lengsung faring terdapat tonsil (mandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang
banya mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.Disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, yang letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.Ke atas bagian depan berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana.Keadaan
tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus
fausium.
Tekak
terdiri dari; Bagian superior = bagian yang sama tinggi dengan hidung,
Bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior
bagian yang sama tinggi dengan faring. Bagian superior disebut nasofaring,
pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang
telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan
sampai di akar lidah bagian superior disebut faring, yaitu pangkal lidah
yang menghubungkan tekak dengan tcnggorokkan (trakea).
Jalan
udara dan jalan makanan pada makanan pada faring terjadi penyilangan, jalan
udara masuk kebagian depan terus ke leher bagian depan. Sedangkan jalan makanan
masuk ke belakang dari jalan nafas dan didepan dari ruas tulang belakang.
1.
Faring (pharynk/tekak)
Faring merupakan saluran yang menghubungkan
rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus).Faring terbagi atas tiga bagian,
yaitu nasofaring, orofaring, dan laringofaring.Nasofaring terletak di belakang
hidung dan tidak termasuk ke dalam saluran pencernaan.Orofaring adalah bagian
tengah faring, terletak di belakang mulut. Di sekitar dinding lateral daerah
orofaring terdapat tonsil. Laringofaring merupakan posisi terendah dari
faring.Pada bagian bawahnya, sistem pernapasan menjadi terpisah dari sistem
pencernaan. Makanan masuk ke bagian belakang, esofagus, sedangkan udara
pernapasan masuk ke bagian depan, tenggorokan.
Pada pangkal faring terdapat
katup pernapasan yang disebut epiglotis.Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung
saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan.
Di dalam lengkung faring terdapat
tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit
dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Tonsil mencegah agar infeksi tidak
menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman yang masuk ke tubuh melalui
mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami
peradangan.
Motilitas yang berkaitan dengan
faring adalah menelan. Menelan mengacu padakeseluruhan proses pemindahan
makanan dari mulut melalui esofagus ke dalam lambung. Menelan dimulai ketika
bolus (bola makanan) secara sengaja didorong oleh lidah ke bagian belakang
mulut menuju faring.Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di
faring yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat
menelan kemudian secara refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat
dalam proses menelan.
Menelan adalah suatu contoh refleks
all-or-none yang terprogram secara sekuensial.Maksudnya, sejumlah aktifitas
yang sangat terkoordinasi dipicu dalam pola teratur selama periode waktu
tertentu untuk melaksanakan tindakan menelan. Menelan dimulai secara volunter,
tetapi setelah dimulai proses tersebut tidak dapat dihentikan.
Menelan dapat dibagi menjadi dua
tahap: tahap orofaring dan tahap esofagus. Tahap orofaring inilah yang akan
dibahas di bagian ini, sadangkan tahap esofagus akan dijelaskan di bagian
selanjutnya.
Tahap orofaring berlangsung
sekitar satu detik dan berupa perpindahan bolus dari mulut melalui faring lalu
masuk ke esofagus.Selama tahap orofaring menelan, makanan diarahkan ke dalam
esofagus dan dicegah agar tidak masuk ke saluran yang salah. Dengan kata lain,
makanan harus dicegah untuk kembali ke mulut, masuk ke saluran hidung, dan
masuk ke trakea. Semua ini dilaksanakan melalui berbagai aktivitas
terkoordinasi berikut ini.
₋ Makanan dicegah kembali ke mulut
selama menelan oleh posisi lidah menekan langit-langit keras.
₋ Uvula terangkat dan tersangkut di
bagian belakang tenggorokan, sehingga saluran hidung tertutup dari faring dan
makanan tidak masuk ke hidung.
₋ Makanan dicegah masuk ke trakea
terutama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara melintasi lubang
laring atau glotis.
₋ Bolus menyebabkan satu lembar
kecil jaringan ikat, epiglotis, tertekan ke belakang menutupi glotis yang
menambah proteksi untuk mencegah makanan masuk ke saluran pernapasan.
₋ Karena saluran pernapasan
tertutup sementara saat menelan, pernapasan terhambat secara singkat sehingga
individu tidak melakukan usaha yang sia-sia untuk bernapas.
₋ Dengan laring dan trakea
tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke dalam
esofagus.
Esophagus
Merupakan saluran yang menghubungkan
tekak dengan lambungm panjangnya sekitar 9 sampai dengan 25 cm dengan diameter
sekitar 2,54cm mulai dari faring samai pintu masuk kardiak dibawah
lambung.esofagus berawal pada are larongofaring, melewati diafragma dan hiatus
esophagus. Esophagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung
setelah melalu toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung
dengan lambung.
Lapisan terdiri dari 4 lapis yaitu
mukosa,submukosa,otot (longitudinal dan sirkuler), dan jaringan ikat renggang.
Makanan atau bolus berjalan dala esophagus karena gerakan peristaltic, yang
berlangsung hanya beberapa detik saja.
Mukosa esophagus memproduksi sejumlah
besar mucus untuk melumasi dan melindungu esophagus tetapi esophagus tidak
memproduksi enzim pencernaan.
2.
Esophagus
(kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak
dengan lambung panjangnya sekitar 9 sampai dengan 25 cm dengan diameter sekitar
2,54cm mulai dari faring samai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Esofagus
berawal pada area larongofaring, melewati diafragma dan hiatus
esophagus.Esophagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung
setelah melalu toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung
dengan lambung.
Esophagus
terdiri dari 4 lapis yaitu mukosa,submukosa,otot (longitudinal dan sirkuler),
dan jaringan ikat renggang.
Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke
lambung.Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan
peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.
Proses :
Makanan berjalan dalam esofagus
karena kerja peristaltik, lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan
yang di belakang makanan berkontraksi. Maka gelombang peristaltik mengantarkan
bola makanan ke lambung.
Esofagus dijaga di kedua ujungnya
oleh sfingter.Sfingter adalah struktur berotot berbentuk seperti cincin yang
jika tertutup, mencegah lewatnya benda melalui saluran yang dijaganya.Sfingter
esofagus atas adalah sfingter faringoesofagus, dan sfingter bawah adalah
sfingter gastroesofagus.
Karena esofagus terpajang ke
tekanan intrapleura subatmosfer, terdapat gradien tekanan antara atmosfer dan
esofagus. Dengan demikian, apabila pintu masuk esofagus tidak tertutup, udara
akan masuk ke esofagus serta ke trakea setiap kali kita bernapas. Kecuali
sewaktu menelan, sfingter faringoesofagus menjaga pintu masuk esofagus tetap
tertutup untuk mecegah masuknya sejumlah besar udara ke esofagus dan lambung
saat bernapas.Malahan, udara hanya diarahkan ke saluran pernapasan.Apabila
tidak ada sfingter faringoesofagus, saluran pencernaan eructation (bersendawa)
berlebihan.Berbeda dengan kebanyakan sfingter, yang menyebabkan esofagus
menutup saat sfingter esofagus melemas adalah ketegangan elastik pasif di
dinding sfingter tersebut.Selama menelan, sfingter tersebut berkontraksi,
sehingga sfingter terbuka dan bolus dapat lewat ke dalam esofagus.Setelah bolus
berada di dalam esofagus, sfingter faringoesofagus menutup, saluran pernapasan
terbuka, dan bernapas dapat kembali dilakukan.Tahap orofaring selesai. Dan
tahap ini memakan waktu kira-kira satu detik setelah proses menelan dimulai.
Tahap esofagus menelan sekarang
dimulai.Pusat menelan memulai gelombang peristaltik primer yang mengalir dari
pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus di depannya melewati esofagus ke
lambung. Peristalsis mengacu pada kontraksi berbentuk cincin otot polos
sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan,
mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan demikian, pendorongan makanan
melalui esofagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi. Makanan
dapat didorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang
peristaltik berlangsung sekitar lima sampai sembilan detik untuk mencapai ujung
bawah esofagus. Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan,
melalui persyarafan vagus.
Cairan, yang tidak tertahan oleh friksi dinding esofagus, dengan cepat turun ke sfingter esofagus bawah akibat gravitasi dan kemudian harus menunggu sekitar lima detik sampai gelombang peristaltis primer akhirnya sampai sebelum cairan tersebut dapat melewati sfingter gastroesofagus.
Cairan, yang tidak tertahan oleh friksi dinding esofagus, dengan cepat turun ke sfingter esofagus bawah akibat gravitasi dan kemudian harus menunggu sekitar lima detik sampai gelombang peristaltis primer akhirnya sampai sebelum cairan tersebut dapat melewati sfingter gastroesofagus.
Apabila bolus berukuran besar
atau lengket tertelan, misalnya sepotong roti berlapis selai kacang, dan tidak
dapat terdorong ke lambung oleh gelombang peristaltik primer, bolus yang
tertahan tersebut akan meregangkan esofagus dan memicu reseptor tekanan di
dalam dinding esofagus, menimbulkan gelombang peristaltik kedua yang lebih kuat
yang diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat peregangan. Gelombang
peristaltik sekunder ini tidak melibatkan pusat menelan, dan orang yang
bersangkutan juga tidak menyadari keberadaannya.Peregangan esofagus juga secara
refleks meningkatkan sekresi air liur. Bolus yang terperangkap tersebut
akhirnya dilepaskan dan digerakkan ke depan melalui kombinasi lubrikasi air
liur tambahan dan gelombang peristaltik sekunder yang lebih kuat.
Kecuali saat menelan, sfingter
gastroesofagus tetap berkontraksi untuk mempertahankan sawar antara esofagus
dan lambung, sehingga mengurangi kemungkinan refluks isi lambung yang asam ke
esofagus. Apabila isi lambung mengalir kembali ke esofagus walaupun terdapat
sfingter, keasaman isi lambung tersebut akan mengiritasi esofagus, menimbulkan
rasa tidak nyaman di esofagus yang dikenal sebagai heartburn (jantung itu
sendiri sama sekali tidak terlibat). Sfingter gastroesofagus melemas secara
refleks saat gelombak peristaltik mencapai bagian bawah esofagus sehingga bolus
dapat masuk ke dalam lambung.Setelah bolus masuk ke lambung.Sfingter
gastroesofagus kembali berkontraksi.
Sekresi esofagus seluruhnya
adalah mukus.Pada kenyataannya mukus disekresikaan di sepanjang saluran
pencernaan.Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan.Mukus esofagus
memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh bagian-bagian tajam makanan yang
masuk.Selain itu, mukus melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim getah
lambung apabila terjadi refluks lambung.Sekresi esofagus seluruhnya bersifat
protektif.
Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang
dapat mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster, lambung terdiri
dari bagian atas fundus uteri berhubunan dengan esophagus melalui orifisium
pilorik,terletak dibawah diafragma didepan pancreas dan limpa, menempel
disebelah kiri fundus uteri.
a. Bagian-bagian Lambung
·
Fundusventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak
sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
·
Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan
pada bagian bawah kunvantura minor.
·
Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai
otot yang tebal membentuk spinter pylorus.
·
Kurvantura minor, terdapat disebelah kanan lambung terbentang
dari osteum kardiak sampai ke pylorus.
·
Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minor,
terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui funsud ventrikuli menjuju ke
knan sampai ke pylorus inferior. ligamentum gastro lienalis terbentang dari
bagian atas kurvantura mayor sampai ke limpa.
·
Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana esophagus bagian
abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orfisium pilorik.
b. Getah Cerna Lambung
·
Pepsin
·
Asam garam (HCl)
·
Rennin
·
Lapisan lambung
c. Digesti dalam Lambung
·
Digesti protein
·
Lemak
·
Karbohidrat
Susunan
lapisan dari dalam keluar,
terdiri dari:
ð Lapisan selaput lendir, apabila
lambung ini dikosongkan, lapisan ini akan berlipat-lipat yang disebut rugae.
ð Lapisan otot melingkar (muskulus
aurikularis).
ð Lapisan otot miring (muskulus
oblinqus).
ð Lapisan otot panjang (muskulus
longitudinal).
ð Lapisan jaringan ikat/serosa
(peritonium).
3.
Lambung (ventrikulus/gaster)
Merupakan
bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama didaerah
epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubunan dengan
esophagus melalui orifisium pilorik,terletak dibawah diafragma didepan pankreas
dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.
d.
Bagian-bagian
Lambung
·
Fundusventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak
sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
·
Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan
pada bagian bawah kunvantura minor.
·
Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai
otot yang tebal membentuk spinter pylorus.
·
Kurvantura minor, terdapat disebelah kanan lambung
terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus.
·
Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minor,
terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui funsud ventrikuli menjuju ke
knan sampai ke pylorus inferior. ligament um gastro lienalis terbentang dari
bagian atas kurvantura mayor sampai ke limpa.
·
Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana esophagus
bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orfisium pilorik.
Fungsi terpenting adalah menyimpan makanan yang masuk
sampai disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan
dan penyerapan yang optimal.Fungsi kedua lambung adalah untuk mensekresikan
asam hidroklorida (HCL) dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein.
Fungsi motorik lambung ada tiga:
1)
Menyimpan makanan hingga dapat ditampung dalam jumlah besar pada bagian
bawah saluran pencernaan.
2)
Mencampur makanan dengan getah lambung hingga membentuk campuran setelah
padat yang dinamakan kimus.
3)
Mengeluarkan makanan perlahan-lahan dari lambung masuk ke usus halus dengan
kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi usus halus.
Kelenjar Lambung
a.
Kelenjar Karida: terletak paling dekat lubang yang ada
disebelah usofagus, kelenjar disini berbentuk tubuler, baik sederhana maupun
bercabang dan mengeluarkan sekret mukus alkali.
b.
Kelenjar dari fundus terdahulu bekerja: kelenjarnya
tubuler dan berisi berbagai jenis sel, beberapa sel, yaitu sel asamatau sel
oxintik , menghasilkan asam yang terdapat dalam getah lambung.
c.
Kelenjar pilorik : kelenjar dalam saluran pilorik juga
berbentuk tubuler, terutama menghasilkan mukus alkali.
Motilitas lambung bersifat kompleks dan dikontrol oleh
beberapa faktor. Terdapat empat aspek motilitas lambung :
1.
Pengisian Lambung (Gastric Filling)
Jika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml,
tetapi organ ini dapat mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter
ketika makan. Akomodasi perubahan volume yang besarnya hingga dua puluh kali
lipat tersebut akan menimbulkan ketegangan pada dinding lambung dan sangat
meningkatkan tekanan intralambung jika tidak terdapat 2 faktor:
₋
plastisitas otot polos lambung
₋
relaksasi reseptif lambung pada saat ia terisi
Plastisitas mengacu pada kemampuan otot polos
mempertahankan ketegangan konstan dalam rentang panjang yang lebar.Dengan
demikian, pada saat serat-serat otot polos lambung teregang pada pengisian
lambung, serat-serat tersebut melemas tanpa menyebabkan peninhkatan ketegangan
otot.Peregangan dalam tingkat tertentu menyebabkan depolarisasi sel-sel pemacu,
sehingga sel-sel tersebut mendekati potensial istirahat yang membuat potensial
gelombang rambat mampu mencapai ambang dan mencetuskan aktivitas kontraktil.
Sifat dasar otot polos tersebut diperkuat oleh
relaksasi refleks lambung pada saat terisi.Interior lambung membentuk
lipatan-lipatan dalam yang dikenal sebagai rugae.Selama makan, lipatan-lipatan
tersebut mengecil dan mendatar pada saat lambung sedikit demi sedikit melemas
karena terisi.Relaksasi refleks lambung sewaktu menerima makanan ini disebut
relaksasi reseptif; relaksasi itu meningkatkan kemampuan lambung mengakomodasi
volume makanan tambahan dengan hanya sedikit mengalami peningkatan
tekanan.Relaksasi reseptif dipicu oleh tindakan makan dan diperantarai oleh saraf
vagus.
2.
Penyimpanan Lambung (Gastric Storage)
Sebagian sel otot polos mampu mengalami depolarisasi
parsial yang otonom dan berirama.Sel-sel tersebut menghasilkan potensial
gelombang rambat yang menyapu ke bawah di sepanjang lambung menuju sfingter pilorus
dengan kecepatan tiga gelombang per menit.Pola depolarisasi spontan ritmik
tersebut, yaitu irama listrik dasar atau BER (basic electrical rythm) lambung,
berlangsung secara terus menerus dan mungkin disertai oleh kontraksi lapisan
otot polos sirkuler lambung.Bergantung pada eksitabilitas otot polos, BER dapat
dibawa ke ambang oleh aliran arus dan mengalami potensial aksi, yang kemudian
memulai kontraksi otot yang dikenal sebagai gelombang peristaltik dan menyapu
isi lambung dengan kecepatan yang sesuai dengan BER, yaitu tiga kali per menit.
Setelah dimulai, gelombang peristaltik menyebar ke seluruh fundus dan korpus lalu ke antrum dan sfingter pilorus.Karena lapisan otot di fundus dan korpus tipis, kontraksi peristaltik di kedua daerah tersebut lemah.Pada saat mencapai antrum, gelombang menjadi jauh lebih kuat disebabkan oleh lapisan otot polos di antrum yang jauh lebih tebal.
Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur yang terjadi kurang kuat, makanan yang masuk ke lambung dari esofagus tersimpan relatif tenang tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya tidak menyimpan makanan,tetapi hanya berisi sejumlah gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke antrum, tempat berlangsungnya pencampuran makanan.
Setelah dimulai, gelombang peristaltik menyebar ke seluruh fundus dan korpus lalu ke antrum dan sfingter pilorus.Karena lapisan otot di fundus dan korpus tipis, kontraksi peristaltik di kedua daerah tersebut lemah.Pada saat mencapai antrum, gelombang menjadi jauh lebih kuat disebabkan oleh lapisan otot polos di antrum yang jauh lebih tebal.
Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur yang terjadi kurang kuat, makanan yang masuk ke lambung dari esofagus tersimpan relatif tenang tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya tidak menyimpan makanan,tetapi hanya berisi sejumlah gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke antrum, tempat berlangsungnya pencampuran makanan.
3. Pencampuran Lambung (Gastric Mixing)
Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan
penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus.
Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan, ke arah sfingter
pilorus. Kontraksi tonik sfingter pilorus dalamkeadaan normal menjaga sfingter,
tetapi tidak seluruhnya tertutup rapat. Lubang yang tersedia cukup besar untuk
air dan cairan lain lewat, kecuali apabila kimus terdorong oleh kontraksi
peristaltik yang kuat. Walaupun demikian, dari 30 ml kimus yang dapat ditampung
oleh antrum, hanya beberapa mililiter isi antrum yang terdorong ke duodenum
oleh setiap gelombang peristaltik.Sebelum lebih banyak kimus yang dapat diperas
keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus dan menyebabkan
sfingter tersebut berkontraksi lebih kuat, menutup pintu keluar dan menghambat
aliran kimus lebih lanjut ke dalam duodenum. Bagian terbesar kimus antrum yang
terdorong ke depan, tetapi tidak dapat didorong ke dalam duodenum dengan
tiba-tiba berhenti pada sfingter yang tertutup dan tertolak kembali ke dalam
antrum, hanya untuk didorong ke depan dan tertolak kembali pada saat gelombang
peristaltik yang baru datang. Gerakan maju-mundur tersebut dinamakan
retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.
4. Pengosongan Lambung (Gastric Emptying)
Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan
pencampuran lambung, juga menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan
lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik
sebelum sfingter pilorus tertutup erat terutama bergantung pada kekuatan
peristaltis.Intensitas peristaltis antrum dapat sangat bervariasi di bawah
pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum; dengan demikian,
pengosongan lambung diatur oleh faktor lambung dan duodenum.Dengan sedikit
menimbulkan depolarisasi dan hiperpolarisasi otot polos lambung, faktor-faktor
tersebut mempengaruhi eksitabilitas otot, yang pada gilirannya menentukan
tingkat aktivitas peristaltik antrum.Semakin tinggi eksitabilitas, semakin sering
BER menghasilkan potensial aksi, semakin besar aktivitas peristaltik di antrum,
semakin cepat pengosongan lambung.
ꜙ Faktor di lambung yang
mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung.
Faktor
utama lambung yang mempengaruhi kekuatan kontraksi adalah jumlah kimus di dalam
lambung.Apabila hal-hal lain setara, lambung mengeluarkan isinya dengan
kecepatan yang sesuai dengan volume kimus setiap saat.Peregangan lambung memicu
peningkatan motilitas lambung melalui efek langsung peregangan otot polos serta
melalui keterlibatan pleksus intrinsik, saraf fagus, dan hormon lambung
gastrin.Selain itu, derajat keenceran (fluidity) kimus di dalam lambung juga
mempengaruhi pengosongan lambung.Isi lambung harus diubah menjadi bentuk cair
kental merata sebelum dikosongkan.Semakin cepat derajat keenceran dicapai,
semakin cepat isi lambung siap dievakuasi.
ꜙ Faktor di duodenum yang
mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung.
Duodenum
harus siap menerima kimus dan dapat bertindak untuk memperlambat pengosongan
lambung dengan menurunkan aktivitas peristaltik di lambung sampai duodenum siap
mengakomodasi tambahan kimus.Bahkan sewaktu lambung teregang dan isinya sudah
berada dalam bentuk cair, lambung tidak dapat mengosongkan isinya sampai
duodenum siap menerima kimus baru.
e. Getah Cerna Lambung
·
Pepsin berfungsi memecah Protein menjadi Pepton.
·
Asam garam (HCl)berfungsi mengaktifkan Pepsinogen
menjadi Pepsin .
·
Reninberfungsi untuk mengendapkan Kasein atau
Protein yang terdapat pada susu (hanya pada bayi)
·
Lapisan lambung menghasilkan adalah
hormon Gastrin yang berfungsi untuk memacu sekresi getah lambung.
f.
Digesti (proses penguraian makanan menjadi molekul yang
lebih sederhana sehingga mudah untuk diabsopsi) dalam Lambung.
·
Proses Pencernaan Karbohidrat
Karbohidrat yang
diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tentunya tidak begitu saja secara
langsung diserap oleh tubuh melalui dinding usus untuk selanjutnya masuk ke
peredaran darah, melainkan harus dipecah dahulu menjadi persenyawaaan yang
lebih sederhana, dan hal tersebut melalui suatau proses yang disebut daaengan
proses pencernaan karbohidrat.
Dalam proses pemecahan karbohidrat kompleks tersebut
menjadi senyawa yang lebih sederhana akan terlibat beberapa enzim, misalnya
enzim pengubah pati –amilase,ataua ptyalin, dan enzim enzim pengubah
disakharida—disakharidase. Monosakharida merupakan karbohidrat yang biasanya
dapat melewati usus halus. Didalam mulut , makanan yang dikonsumsi akan
dikunyah sampai lumat. Karbohidrat yang diperoleh mempunyai kandungan zat pati
dan zat gula(malthosa-sukrosa-laktosa). Deangnadanya amylase (=ptialin)
yangbercampur dengan makanan didalam mulut,pati dengan bantuan air ludah /
saliva akan diubah menjadi dekstrin. Dengan terdapatnya asam klorida (HCl) yang
diproduksi lambung, sebelum makanan bereaksi asam, pati sebesar mungkin akan
diubah menjadi disakharida.
Selanjutnya makanan yang telah dikunyah masuk ke usus
dandinding usus yang mempunyai kelenjar yang mengeluarkan enzim amylase atau
enzim pengubah pati akan berlangsung pemecahan pati menjadi disakharida.
Didalam usus berlangsung pemecahan:
- sukrosa———-fruktosa + glukosa, oleh enzim intestinsukrase
- maltose———-glukosa + glukosa, oleh enzim intestinal maltase
- laktosa ———galaktosaa+glukosa, oleh enzim intestinal laktosa
kemampuan pencernaan karbohidrat didalam tubuh
tergantung pada tidak terganggunya alat-alat pencernaan dan sumbernya, apakah
berserat,berbiji dan sejenisnya, biasanya bervariasi antara 90%-98%, namun
kalau sumbernya berserat maka daya cerna akan menurun sampai 80%-85%.
·
Proses pencernaan lemak
Lemak yang dihasilkan
makanan yang sudah dikunyah dalam mulut menunjukkan bentuk lemak yang : telah
teremulsi (emulsied fat) dan belum diemulsi (unemulsied fat), lemak yang belum
diemulsi dalam lambung dengan bentuan empedu akan diubah menjadi lemak yang
sudah teremulsi dan selanjutnya bersama-sama dengan lemak yang teremulsi akan
masuk dalam usus halus.
Didalam usus halus itu lemak yagteremulsi dengan
bantuan enzim intestinal lipase dan pencreatik lipase akan diubah kedalam 3
struktur yang lebih sederhana, jelasnya sebagai berikut:
- dipecah menjadi —asam lemak dan gliserol 40%-50%
- dipecah menjadi— monogliserid 40%-50%
- dipecah menjadi —gliserida, trigliserida,10%-20%
Adapun kemampuan alat-alat pencernaan dalam mencerna
lemak yang terdapat dalam tubuh adalah bervariasi,sanagt tergantung pada
kesehatan tubuh. Pada tubuh yangbenar-benar sehat sekitar 95%-100% lemak yang
dapat dicerna, penggumpalan-penngumpalan lemak tidak terjadi. Lama
berlangsungnya proses pencernaan lemak sangat bergantung pada panjang pendeknya
rantai (jumlah atom karbon) dalam molekul asam lemak.
·
Proses pencernaan protein
Pemecahan protein
menjadi bentuk yang sederhana (asam amino) tidak lain agar dapat diserap
melalui dinding usus, masuk ke peredaran darah dan disampaikan ke jaringan
tubuh. Sama halnya dengan karbohidrat dan lemak, zat ini baru akan bisa diserap
ketika sudah dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana.
Enzim pengubah protein, menurut penelitian para pakar,
ternyata tidak terkandung dalam saliva, dengan demikian peronbakan terhadap
protein (ikatan peptida) tidak terjadi didalam mulut melainkan untuk pertama
kalinya dirombak dalam lambung.Dalam lambung, media atau cairan lambung yang
asam sangat membantu dan mempermudah pepsin (protease lambung) bekerja
melakukan perombakan rantaian khusus ikatan peptide dari asam amino yang
rantainya pendek yang disebut pepton. Selanjutnya sebagian protein yang sudah
dicerna masuk kedalam usus, disini ditemukan bahwa media yang asam dari cairan
lambung telah dinetralisasi menjadi sedikit alkalis dan disini pula diketahui
bahwa cairan pancreas mengandung dua macam enzim pengubah protein, yaitu
protease pankreatik (tripsin dan chimotripsin) sekitar 30 % protein dirombak
menjadi asam amino sederhana yang langsung dapat diserap oleh usus.
Setiap 70% lagi dari protein dipecah menjadi
dipeptida, tripeptida yyang terdiri atas lebih asam amino. Enzim proteolitik
lain yang berkemampuan memecah protein yaitu carboxy peptidase, amino
peptidase. Enzim pengubah protein bersifat hidrolotik—memerlukan air pada
perombakan atau pelepasan asam amino. Proses pencernaan karbohidrat lemak atau
protein menjadi susunan yang lebih sederhana dimaksudkan agar zat
tersebut siap diserap melalui dinding usus dan masuk dalam darah (peredaran
darah). Penyerapan atau absorption zat-zat makanan tadi sebbagian besar
dilangsungkan didalam usus halus kecuali air yang diserap didalam usus besar. Absorpsi
tidak selamnya berlangsung mulus hal ini ddikarenakan adanya faktor yang
mempengaruhi yang dapat menghambatnya, yang tentunya akan berakibat pada
gangguan kesehatan tubuh.
Diantara faktor tadi yang penting adalah: (a)
rangsangan (iritasi), dalam hal ini yaitu rangsangan yang menyebabkan
gerakan-gerakan kuat dari usus, akibatnya dapat menghambat penyerapan (b)
kurang aktifnya produksi empedu yang diperlukan kurang cukup tersedia,
akiibatnya dapat menghambat penyerapan lemak (c) Tersedianya forro yang lebih
siap diserap dari ferri. (d) Tersedianya vitamin C dan vitamin E yang dapat
mempertinggi menyerapan Fe (zat besi). (e) Kurang tersedianya vitamin D
ternyata kurang baik bagi kelancaran penyerapan kalsium. (f) Adanya parasit,
dapat menimbulkan hambatan dalam penyerapan, terutama mineral Fe.
Mekanisme penyerapan tersebut melalui dua cara yaitu
(1) Proses penyerapan melalui system pori-pori, (proses pasif difusi) yang
berlangsung menurut hukum keseimbangan osmosa dan difusi yang dalam proses ini
diketahui bahwa zat-zat makanan akan didistribusikan dari konsentrasi yang
lebih tinggi ketempat yang konsentrasinya lebih rendah. (2) Proses penyerapan
aktif difusi (proses transportasi) yang tergantung pada adnya energy atau
energy transport yang dependen, yang lazim pula diknal sebagai mekanisme pompa
(pumps mecanisme) dengan prinsip agar zat-zat makanan yang telah dicerna dapat
melewati dinding usus.
Usus Halus
Adalah saluran pencernaan diantara
lambung dan usus besar, yang merupakan tuba terlilit yang merentang dari
sfinter pylorus sampai katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar.
Susunan usus halus
·
Duodenum, disebut juga usus 12 jari panjangnya 25-30cm,
berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pancreas
yang menghasilnya amylase . duodenum merupakan bagian terpendek dari usus
halus.
·
Jejunum, adalah bagian kelanjutan dari duodenum yang
panjangnya kurang lebih 1-1,5m.
·
Ileum, merentang sampai menyatu dengan usus besar dengan
panjangg 2-2,5 m. lekukan jejunum dan ileum melekat padadinding abdomen
posterior dengan perantara lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dikenal
dengan mesenterium. Ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum dengan
perantaraan lubang yang bernama ileoseikalis, orifisium ini dieprkuat oleh spinter;
ileosekalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula
baukini.
Mukosa usus
halus, yaitu permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan mukosa dan
mikrovili memudahkan pencernaan dan absorpsi, lipatan ini dibentuk oleh mukosa
dan sub mukosa yang memperbesar permukaan usus. Pada penampang melintang vili
dilapisi oleh epitel dan kripta yang menghasilkan bermacam-macam hormonjaringan
dan enzim yang memegang peranan aktif dalam pencernaan.
Gerakan Usus Halus
Pergerakan
usus halus dipicu oleh peregangan dan secara reflek dikendalikan oleh system
saraf otak.
Gerakannya antara lain :
·
Segmentasi irama, yaitu pergerakan percampuran utama dengan
mencampur kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya kepermukaan
absortif. Gerakan ini berupa gerakan konstriksi dan relaksasi yang bergantian
dari cincin-cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi segmen-segmen dan mendorong kimus bergerak
maju mundur dari satu segmen yang relaks kesegmen lain. Gerakan segmental
memisahkan beberapa segmen usus dari yang lain, hal ini memungkinkan isi lumen
yang cair bersentuhan dengan dinding usus dan akhirnya siap diabsorpsi.
·
Peristalsis, yaitu kontraksi ritmis otot polos longitudinal
dan sirkuler yang mendorong dan menggerakkan kimus kearah bawah disepanjang
saluran.
·
Gerakan pendulum/ayunan, menyebabkan isi usus bercampur.
Enzim yang dihasilkan Usus Halus
·
Enterikonase
·
Aminopeptidase,tetrapeptidase, dan dipeptidase
·
Amylase usus
·
Maltase,isomaltase,lactase, dan sukrase
·
Lipase usus
·
erepsin
·
lactase
·
maltose
·
sukrosa
4. Usus Halus
Adalah
saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar, yang merupakan tuba
terlilit yang merentang dari sfinter pylorus sampai katup ileosekal, tempatnya
menyatu dengan usus besar.
Susunan usus halus
·
Duodenum, disebut juga usus 12 jari panjangnya 25-30cm,
berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas
yang menghasilnya amylase . Duodenum merupakan bagian terdepandek dari usus
halus.
· Jejunum, adalah bagian kelanjutan
dari duodenum yang panjangnya kurang lebih 1-1,5 m. Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada usus
ini juga terjadi pencernaan secara kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya
menghasilkan enzim pencernaan, seperti yang dihasilkan pankreas.
·
Ileum, merentang sampai menyatu dengan usus besar dengan
panjangg 2-2,5 m. lekukan jejunum dan ileum melekat padadinding abdomen
posterior dengan perantara lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dikenal
dengan mesenterium. Ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum dengan
perantaraan lubang yang bernama ileoseikalis, orifisium ini dieprkuat oleh
spinter; ileosekalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau
valvula baukini.
Mukosa usus
halus, yaitu permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan mukosa dan
mikrovili memudahkan pencernaan dan absorpsi, lipatan ini dibentuk oleh mukosa
dan sub mukosa yang memperbesar permukaan usus. Pada penampang melintang vili
dilapisi oleh epitel dan kripta yang menghasilkan bermacam-macam hormon,
jaringan dan enzim yang memegang peranan aktif dalam pencernaan.Vili ini berfungsi memperluas
permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan.
Gerakan
Usus Halus
Pergerakan usus halus dipicu oleh
peregangan dan secara reflek dikendalikan oleh system saraf otak.
Gerakannya antara lain :
·
Segmentasi irama, yaitu pergerakan percampuran utama
dengan mencampur kimus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya kepermukaan
absortif. Gerakan ini berupa gerakan konstriksi dan relaksasi yang bergantian
dari cincin-cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi segmen-segmen dan mendorong kimus bergerak
maj mundur dari satu segmen yang relaks kesegmen lain. Gerakan segmental
memisahkan beberapa segmen usus dari yang lain, hal ini memungkinkan isi lumen
yang cair bersentuhan dengan dinding usus dan akhirnya siap diabsorpsi.
·
Peristalsis, yaitu kontraksi ritmis otot polos
longitudinal dan sirkuler yang mendorong dan menggerakkan kimus kearah bawah
disepanjang saluran.
·
Gerakan pendulum/ayunan, menyebabkan isi usus bercampur.
Kelanjar yang dihasilkan Usus
Halus :
·
Enterikonase
berfungsi untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas
·
Aminopeptidase berfungsi untuk menghidrolisis
ikatan peptida pada bagian ujung N pada suatu protein.
·
Tetrapeptidase, dan peptidase berfungsi memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana, seperti menjadi
oligopeptida pendek atau asam amino.
·
Amylase usus memecah amilum dan dekstrin menjadi
maltose dan glukosa.
·
Maltase berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa
dan memecah disakarida (maltosa, laktosa, dan sukrosa) menjadi monosakarida.
·
Isomaltase menghasilkan getah usus.
·
Lipase ususmengubah lemak menjadi asam lemak dan
griserol.
·
Erepsinmengubah pepton menjadi asam amino.
·
Lactaseberfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi
Glukosa dan Galaktosa.
·
Maltaseberfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi
Glukosa.
·
Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi
Glukosa dan Fruktosa.
Pada rangkaian alat pencernaan terdapat usus
buntu.Usus buntu berada di awal usus besar dan berbatasan dengan usus halus.Di
bawah usus buntu terdapat apendiks (umbai cacing).Setelah melewati usus dua
belas jari, makanan sampai di usus kosong. Selanjutnya, makanan akan diurai
proteinnya oleh enzim erepsin. Sementara itu, karbohidrat yang terkandung dalam
makanan tersebut akan diurai oleh enzim maltase, sukrose, dan laktose. Setelah
hancur dan lumat, makanan menuju usus penyerap.Bagian dalam dinding usus
penyerap berupa jonjot-jonjot.Di dalam jonjot-jonjot itu terdapat ujung
pembuluh darah.Melalui pembuluh darah inilah terjadi penyerapan sarisari
makanan.Sari-sari makanan masuk dalam aliran darah dan diedarkan ke seluruh
tubuh.
Proses pencernaan makanan :
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a)
Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh
bikarbonat dari pankreas.
b)
Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan
zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas
menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi
monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus
halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c)
Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton,
maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi
asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh
oleh peredaran darah.
d)
Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi)
oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet
lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak
dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan
menuju jantung oleh pembuluh limfe.
Hati
Merupakan organ yang paling besar
ditubuh kita, warnanya coklat dan beratnya 1500g.letaknya dibagian atas dalam
rongga abdomen disebelah kanan bawah diafragma dan terlindungi oleh tulang
rusuk (costae), sehingga dalam keadaan normal (hepar yang sehat tidak teraba).
Hati menerima darah
Teroksigenisasi
dari arteri hepatica dan darah yang tidak teroksigenisasi tetapi kaya akan
nutrient vena porta.
Pembagian Hati
Hati dibagi atas 2 lapisan utama
yaitu :
·
permukaan atas berbentuk cembung, terletak dibawah diafragma
·
permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura
transfersus dan fisura longitudinal yang memisahkan belahan kanan dan kiri
bagian atas hati, selanjutnya hati dibagi 4 belahan yaitu lobus kanan, lobus
kirim lobus kaudata dan lobus quadrates.
Pembuluh Darah pada Hati
Hati mempunyai 2 jenis peredaran
darah yaitu :
·
arteri hepatica, yang keluar dari aorta dan memberi 80% darah
pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan 95-100% masuk ke hati akan membentuk
jaringa kapiler setelah bertemu dengan
kapiler vena akhirnya keluar sebagai vena hapatika.
·
Vena porta, yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrika
superior menghantarkan 20% darah ke hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70%
sebab beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini
membawa zat makanan ke hati yang telah diabsorpsi oleh mukosa dan usus halus.
Darah berasal dari vena porta bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap
lobules disaluri oleh sebuah pembuluh sinosois darah atau kapiler hepatica.
Pembuluh darah halus berjalan diantara lobules hati disebut bena interlobular.
Kantung Empedu
adalah
sebuah kantung berbentuk terang dan merupakan membran berotot, letaknya dalam
sebuah lobus disebelah permukaan awah hati sampai pinggir depannya, panjangnya
8-12 cm.
empedu
yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang kemudian
menjadi duktus hepatica kanan dan kiri. Duktus hepatica menyatu untuk membentuk
duktus hepatic komunis yang kemudian menyatu dengan duktus sisticus dari
kantung empedu dan keluar dari hati sebagai duktus empedu komunis.Duktus empedu
komunis bersama dengan duktus pancreas bermuara di duodenum atau dialihkan
untuk penyimpanan dikantung empedu.
Komposisi Getah Empedu
Getah empedu adalah suatu cairan yang
disekresi setiap hati oleh sel hati yang dihasilkan setiap hari 500-1000cc,
sekresinya berjalan terus menerus, jumlah produksi meningkat sewaktu mencerna
lemak.
Lapisan Empedu Terdiri dari:
- Lapisan luar serosa/parietal.
- Lapisan otot bergaris.
- Lapisan dalam mukosa/viseral disebut juga membran mukosa.
Bagian Kantung Empedu
- Fundus vesikafelea, merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir setelah korpus vesika felea.
- Korpus vesikafelea, bagian dan kandung empedu yang didalamnya berisi getah empedu.
- Neck of the bladder. Merupakan leher dan kandung empedu yaitu saluran yang pertama masuknya getah empedu kebadan kandung empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam kandung empedu.
- Duktus sistikus. Panjangnya ± 3¾ cm berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum.
- Duktus hepatikus, saluran yang keluar dan leher.
- Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.
Empedu
berwarna kuning kehijauan yang terdiri dari 97% air, pigmen empedu, dan
garam-garam empedu.
·
Pigmen empedu, terdiri dari biliverdin. Pigmen ini merupakan
hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdesintegrasi.
Pigmen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urin dan feses.
Warna kekuningan pada jaringan (jaundice) merupakan akibat dari peningkatan
kadar bilirubin darah dan ini merupakan indikasi kerusakan fungsi
hati,peningkatan dekstruksi sel darah merah, atau obstruksi duktus empedu oleh
batu empedu.
·
Garam-garam empedu, terbentuk dari asam empedu yang berkaitan
dengan kolesterol dan asam amino. Setelah dieksresi kedalam usus garam tersebut
direabsorpsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan didaur ulang kembali,
peristiwa ini disebut sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.
Pancreas
Adalah
kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvantura besar lambung.
Kelenjar pancreas adalah sekumpulan
kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah panjangnya
kira-kira 15cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya
rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebral lumbalis I & II di belakang
lambung.Fungsi pancreas dibagi 2 yaitu fungsi eksokrin (asinar) dan fungsi
endokrin (pulau langerhans).
Hasil Sekresi dan Komposisi Cairan Pankreas
Cairan pancreas mengandung enzim-enzim
untuk mencerna protein,karbohidrat, dan lemak.
·
Enzim proteolitik pancreas (protease), yaitu :
a. Tripsinogen
b. Kimotripsin
c. Karboksipeptidase,
amilopeptidase dan dipeptidase
·
Lipase pancreas
·
Amylase pancreas
·
Ribonuklase dan deoksiribonuklase
Pankreas
Adalah kelenjar terelongasi
berukuran besar dinalik kurvantura besar lambung.
Kelenjar
pankreas adalah sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan
kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai
ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebral lumbalis
I & II di belakang lambung.
Fungsi
pankreas dibagi 2 yaitu :
1) fungsi eksokrin (asinar) ialah
menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen duodenum.
2) fungsi endokrin (pulau
langerhans) ialah menghasilkan hormon. Pulau langerhans berbntuk oval dan
tersebar diseluruh pankreas. Fungsi pulau langerhans sebagai unit sekresi dalam
pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan
polipeptida.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam
duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh
pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik
memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan
dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang
berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
C
Hasil Sekresi dan Komposisi Cairan Pankreas
Cairan
pankreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein,karbohidrat, dan lemak.
·
Enzim proteolitik pankreas (protease), yaitu :
d. Tripsinogen berfungsi memecah
protein menjadi Pepton.
e. Kimotripsin berfungsi mengubah
protein dan peptosa menjadi pepton,asam amino dan peptida.
f.
Karboksipeptidase, berfungsi melepas asam amino
ujung terminal c rantai polypeptida.
g. Aminopeptidase berfungsi untuk menghidrolisis
ikatan peptida pada bagian ujung N pada suatu protein.
h. Dan peptidase berfungsi memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana, seperti menjadi
oligopeptida pendek atau asam amino.
·
Lipase pankreas berfungsi mengubah lemak
menjadi asam lemak dan griserol.
·
Amylase pankreas berfungsi memecah amilum dan
dekstrin menjadi maltose dan glukosa.
·
Ribonuklase berfungsi untuk mensitesis RNA, dan
deoksiribonuklase berfungsi untuk mensintesis DNA.
Usus Besar
Merupakan bagian akhir dari proses pencernaan,
karena sebagai tempat pembuangan, maka diusus besar sebagian nutrient telah
dicerna dan diabsorpsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna.
Makanan biasanya memerlukan waktu dua sampai lima hari untuk menempuh ujung
saluran pencernaan. Dua sampai enam jam dilambung, 6 sampai delapan jam diusus
halus, dan sisa waktunya berada diusus besar.
Panjangnya ±1,5 m, lebarnya 5-6 cm. Lapisan-lapisan usus besar
dari dalam keluar adalah selaput lender, lapisan otot memanjang, dan jaringan
ikat. Ukurannya lebih besar daripada usus halus, disini terdapat taenia coli
dan apendiks epiploika, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak
memiliki villi, tidak memiliki lipatan-lipatan sirkuler (plicae
circulars).Serabut otot longitudinal dalam muskulus externa mambentuk tiga
pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut
haustra.Di bagian bawah terdapa katup ileosekal yaitu katp antara usus halus
dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang
peristaltic, sehingga emungkinkan kimus mengalir 15 ml sekali masuk dan untuk
total aliran sebanyak 500 ml/hari.
Lapisan-lapisan usus besar dari
dalam ke luar;
1) Selaput lendir.
2) Lapisan otot melingkar.
3) Laplsan otot memanjang.
4) Jaringan ikat.
Seikum
(usus buntu).Di bawah
seikum terdapat appendiks Vermiformis yang Seluruhnya ditutupi oleh
peritonium mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesentenium dan dapat diraba
melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.
Kolon
Asendens Panjangnya 13 cm, terletak di bawah
abdomen sebelah kanan membujur ke atas dan ileum ke bawah hati. Di bawah hati
membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika,
dilanjutkan sebagai kolon tranaversum.
Appendiks
(umbai cacing).Bagian
dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum mempunyai pintu
keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi
usus.Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga
pelvis minor terletak horizontal dl belakang seikum.Sebagai suatu organ
pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat dan
hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.
Kolon
Transversum.
Panjangnya sekitar 38 cm, membujur dan kolon asendens sampai ke kolon desendens
berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura Hepatika dan sebelah
kin terdapat Fleksura Lienalis.
Kolon
Desendens. Panjangnya ±. 25 cm, terletakdi
bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dan Fleksura Lienalis
sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
Kolon
Sigmoid.Merupakan lanjutan dari kolon
desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya
menyerupai huruf S. ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
Rektum. Terletak dibawah kolon sigmoid
yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis
di depan os sakrum dan os koksigis.
Anus.Adalah bagian dan saluran
pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar (udara luar). Terletak
di dasar pelvis, dindingnya diperkuatoleh 3 spinter;
ð Spinter Ani internus, bekerja
tidak menurut kehendak.
ð Spinter Levator Ani. bekerja juga
tidak menurut kehendak.
ð Spinter Ani Eksternus. bekerja
menurut kehendak.
Defekasi
(Buang air besar).
Didahului oleh transport feses ke dalam rektum yang mengakibatkan ketegangan
dinding rektum mengakibatkan rangsangan untuk reflek defekasi sedangkan otot
usus lainnya berkontraksi. M. Levator ani relaksasi secara volunter dan tekanan
ditimbulkan oleh otot-otot abdomen.
5.
Usus Besar
(kolon)
Merupakan
bagian akhir dari proses pencernaan, karena sebagai tempat pembuangan, maka
diusus besar sebagian nutrient telah dicerna dan diabsorpsi dan hanya
menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. Makanan biasanya memerlukan waktu dua
sampai lima hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan. Dua sampai enam jam
dilambung, 6 sampai delapan jam diusus halus, dan sisa waktunya berada diusus
besar.
Panjangnya
±1,5 m, lebarnya 5-6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam keluar adalah
selaput lender, lapisan otot memanjang, dan jaringan ikat. Ukurannya lebih
besar daripada usus halus, disini terdapat taenia coli dan apendiks epiploika,
mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki villi, tidak
memiliki lipatan-lipatan sirkuler (plicae circulars).Serabut otot longitudinal
dalam muskulus externa mambentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon
menjadi kantong-kantong besar yang disebut haustra.Di bagian bawah terdapa
katup ileosekal yaitu katp antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup
dan akan terbuka untuk merespon gelombang peristaltic, sehingga emungkinkan
kimus mengalir 15 ml sekali masuk dan untuk total aliran sebanyak 500 ml/hari.
Usus
besar terdiri dari caecum, colon ascendens, colon transversum, colon
descendens, colon sigmoid, rectum dan canalis ani serta spinkter ani.
Defekasi sebagian merupakan reflex, sebagian lagi
merupakan aktivitas volunteer (yaitu dengan mengejan terjadi kontraksi
diafragma dan otot abdominal untuk meningkatkan tekanan intra abdominal).
Komposisi feses
mengandung :
·
Air 70-80%
·
Sepertiga materi padatnya adalah bakteri
·
2 sampai 3 persen adalah nitrogen, zat sisa organic dan
anorganik dari sekresi pencernaan, serta mucus dan lemak.
·
Bakteri kasar atau serat dan selulosa yang tidak tercerna
·
Warna coklat berasal dari pigmen empedu
·
Bau berasal dari kerja bakteri
Peritoneum
Merupakan membrane tipis, halus dan
lembab pada rongga abdomen dan menutupi organ-organ abdomen serta terdiri dari
membrane serosa rangkap.
Peritoneum terdiri dari 2 bagian yaitu :
·
Periyonium parietalis, yang melapisi dinding rongga abdomen.
·
Peritoneum visceralis, yang melapisi semua organ yang berada
dalam rongga abdomen.
Ruang yang terdapat diantara dua lapisan ini disebut
ruang peritoneal atau kantong peritoneum.Pada laki-laki berupa kantong tertutup
dan pada perempuan merupakan saluran telur yang terbuka masuk kedalam rongga
peritonium.
Didalam peritoneum banyak terdapat lipatan atau
kantong. Lipatan besar (omentum mayor)banyak terdapat lemak yang terdapat
disebelah depan lambung. Lipatan kecil (omentum minor) meliputi hati, kurvatura
minor dan kambung berjalan keatas dinding abdomen dan membentuk mesenterium
usus halus.
Peritoneum
Merupakan membrane tipis, halus
dan lembab pada rongga abdomen dan menutupi organ-organ abdomen serta terdiri
dari membrane serosa rangkap.
Peritoneum
terdiri dari 2 bagian yaitu :
·
Periyonium parietalis, yang melapisi dinding rongga
abdomen.
·
Peritoneum visceralis, yang melapisi semua organ yang
berada dalam rongga abdomen.
Ruang yang
terdapat diantara dua lapisan ini disebut ruang peritoneal atau kantong
peritoneum.Pada laki-laki berupa kantong tertutup dan pada perempuan merupakan
saluran telur yang terbuka masuk kedalam rongga peritonium.
Didalam
peritoneum banyak terdapat lipatan atau kantong. Lipatan besar (omentum
mayor)banyak terdapat lemak yang terdapat disebelah depan lambung. Lipatan
kecil (omentum minor) meliputi hati, kurvatura minor dan kambung berjalan
keatas dinding abdomen dan membentu mesenterium usus halus.
Makanan yang tidak dicerna diusus
halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir akan menuju keusus, besar
menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri
ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga
menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan
darah.
Usus besar terdiri dari bagian
yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian
menurun, dan berakhir pada anus.Didalam usus besar fases di dorong secara
teratur dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus).Gerakan
pristalsis dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar).Pada saat buang air
besar otot sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi,
proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot
dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan
konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar anus.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus
besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat
gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Defekasi diawali dengan
terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut
refleks gastrokolik.Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot
sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus
besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.
Ringkasan Proses Pencernaan
Organ
|
Cairan pencerna
|
Reaksi
|
Enzim
|
Kerja kimiawi oleh enzim
|
Mulut
|
Saliva (ludah)
|
Alkali
|
Ptyalin (amylase ludah)
|
Mengubah zat tepung masak menjadi gula
yang dapat larut (maltose)
|
Lambung
|
Getah lambung
|
Asam
|
·
Rennin
·
Pepsin
·
Lipase
gastric
|
Mengubah kasinogen menjadi kasein
Mengubah protein menjadi pepton
Memulai hidrolisis atas lemak
|
Duo denum
|
Empedu
|
Alkali
|
|
Membantu kerja enzim pancreas
mengemulsikan lemak
|
Duo denum
|
Cairan pancreas
|
Alkali
|
·
Tripsin
·
Amylase
·
Lipase
|
Menyederhanakan protein dan pepton mejadi
polipeptida dan asam amino
Mengubah semua gula dan zat tepung
menjadi maltose
Menyederhanakan lemak menjadi gliserin
dan asam lemak
|
Usus halus
|
Sukus enterikus
|
Alkali
|
·
Enterokinase
·
Erepsin
·
Sukrosa,
maltose, laktosa
|
Membebaskan tripsin dalam cairan pancreas
Menyederhanakan semua zat protein menjadi
asam amino
Menyederhanakan semua zat hidrat karbon
menjadi monosakarida, glukosa,galaktosa, dan laevulosa
|
SISTEM IMUN PENCERNAAN
Sistem Imun di rongga mulut :
1. Protein-Enzim
a. Enzim
lisozomal → merupakan enzim mukolitik yang mampu memecahkan ikatan glikopeptide
dinding bakteri gram positif, sehingga lisis. Termasuk kolagenase, elastase,
hyaluronidase. Mesikupun enzim-enzim ini diproduksi oleh sel-sel neutrofil,
sebagian besar dihasilkan oleh kelenjar ludah
b. Laktoferin
dan laktoperoksidase → yang mempunyai aktifitas antibakteri dan antivirus.
c. Musin →
yang menghambat perlekatan virus pada sel epitel.
d. Interferon
→ diproduksi oleh sel hospes, sebagai reaksi terhadap invasi virus.
2. Agregasi
Jaringan Limfoid Submukosa → Sel-sel mononuclear (limfosit dan makrofag)
ditemukan tersebar tepat dibawah epitel mulut, didaerah palatum lunak, dasar
mulut, permukaan ventral dari lidah dan kadang-kadang di pipi dan di bibir.
Secara histologik, massa jaringan ini seperti jaringan tonsil.
3. Kelenjar
Getah Bening Ekstraoral → Anyaman halus saluran getah bening berjalan dari
mucus saliva dasar mulut, palatum, bibir, dan pipi seperti juga dari gingival
dan pulpa. Semuanya bergabung membentuk saluran yang lebih besar yang bersatu
dengan saluran getah bening lainnya dari anyaman yang lebih dalam pada otot
lidah. Saluran ini melayani pengangkutan antigen menuju kelenjar getah bening
submental, submaksilaris, dan servikal.
4. Jaringan
Limfoid Kelenjar Ludah → Limfosit, makrofag dan sel-sel plasma ditemukan di
dalam kelenjar baik yang besar ataupun kecil, tersebar dalam kelompok-kelompok
dibawah mukosa mulut.
Sistem
imun di lambung :
1. Asam HCL
(asam klorida) → Selain berfungsi untuk menghancurkan makanan, HCl berfungsi
sebagai penghalang mikroorganisme yang masuk ke dalam lambung. Karena bersifat
asam, banyak bakteri atau mikroorganisme tidak dapat bertahan hidup pada pH
lambung.
2. Enzim
Pepsin → untuk digesti
3. Enzim
Papain → untuk digesti
4. Asam
Hidroklorik → terdapat pada cairan lambung. Membunuh sebagian besar
mikroorganisme yang masuk ke lambung.
Sistem
Imun di Usus Halus :
1. Enzim
Proteolisis → Enzim proteolisis akan membunuh mikroorganisme yang berhasil
mencapai usus dengan cara mendegradasi atau menghancurkan protein
mikroorganisme tersebut.
2. Enzim
Tripsin → untuk digesti
3. Enzim
Kimotripsin → untuk digesti
4. Enzim
Protease Pankreatik → untuk digesti
Sistem
Imun di Kolon () :
1. Produk
bakteri → sebagai respons imun terhadap antigen oral
2. Flora
Komensal → membantu digesti, memicu pertumbuhan dan diferensiasi sel epitel,
memproduksi vitamin, dll
Kadar
pH yang sangat rendah di dalam lambung dan usus halus berfungsi sebagai respons
imun terhadap antigen oral.
IMUNOLOGI SALURAN PENCERNAAN
RESPONS IMUN
Dilihat dari berapa kali pajanan antigen maka dapat
dikenal dua macam respons imun, yaitu respons imun primer dan respons imun
sekunder.
1. Respons imun primer
Respons imun primer adalah respons imun yang terjadi pada
pajanan pertama kalinya dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respons
imun primer kebanyakan adalah IgM dengan titer yang lebih rendah dibanding
dengan respons imun sekunder, demikian pula daya afinitasnya. Waktu antara
antigen masuk sampai dengan timbul antibodi (lag phase) lebih lama bila
dibanding dengan respons imun sekunder.
2. Respons imun sekunder
Pada respons imun sekunder, antibodi yang dibentuk
kebanyakan adalah IgG, dengan titer dan afinitas yang lebih tinggi, serta fase
lag lebih pendek dibanding respons imun primer. Hal ini disebabkan sel memori
yang terbentuk pada respons imun primer akan cepat mengalami transformasi
blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan
antibodi. Demikian pula dengan imunitas selular, sel limfosit T akan lebih
cepat mengalami transformasi blast dan berdiferensiasi menjadi sel T aktif
sehingga lebih banyak terbentuk sel efektor dan sel memori. Pada imunisasi,
respons imun sekunder inilah yang diharapkan akan memberi respons adekuat bila
terpajan pada antigen yang serupa kelak. Untuk mendapatkan titer antibodi yang
cukup tinggi dan mencapai nilai protektif, sifat respons imun sekunder ini
diterapkan dengan memberikan vaksinasi berulang beberapa kali.
Sistem imunitas mukosa saluran cerna
Luas permukaan saluran cerna mencapai hampir 400m2 dan
selalu terpajan dengan berbagai antigen mikroba dan makanan sehingga dapat
menerangkan mengapa sistem limfoid saluran cerna (gut associated lymphoid
tissue /GALT) memegang peranan pada hampir 2/3 seluruh sistem imun. Pertahanan
mukosa adalah struktur komplek yang terdiri dari komponen selular dan non
selular. Pertahanan yang paling kuat masuknya antigen ke jaringan limfoid
mukosa adalah adanya enzim yang terdapat mulai dari mulut sampai ke kolon.
Enzim proteolitik di dalam lambung (pepsin, papain) dan usus halus (tripsin,
kimotripsin, protease pankreatik) berfungsi untuk digesti. Pemecahan
polipeptida menjadi dipeptida dan tripeptida bertujuan agar dapat terjadi
proses digesti dan absorpsi bahan makanan, dan membentuk protein imunogenik
yang bersifat nonimun(peptida dengan panjang asam amino <8-10 bersifat
imunogenik yang buruk). Efek protease berlipat ganda dengan adanya garam empedu
yang memecah karbohidrat dan akan didapatkan suatu sistem yang poten untuk
meningkatkan paparan antigen(Ag). Kadar pH yang sangat rendah di dalam lambung
dan usus halus dan produk bakteri di dalam kolon berfungsi sebagai respons imun
terhadap antigen oral. Sebagian besar respons imun ini berfungsi melindungi
manusia dari bahann patogen. Perubahan untuk merespons atau menekan respons
imun berhubungan dengan cara antigen masuk ke dalam tubuh. Patogen invasif
(yang merusak pertahanan) memicu respons agresif, sedangkan untuk kolonisasi
luminal dibutuhkan yang lebih bersifat respons toleran.
• Komponen utama pertahanan tubuh adalah produk gen musin.
Glikoprotein musin melapisi permukaan epitel dari rongga hidung/orofaring
sampai ke rektum. Sel goblet yang menghasilkan mukus secara kontinu memberikan
pertahanan yang kuat pada persambungan epitel. Partikel, bakteri dan virus
menjadi terperangkap dalam lapisan mukus dan akan dikeluarkan dengan proses
persitaltik. Pertahanan ini mencegah patogen dan antigen masuk ke bagian bawah
epitel, disebut proses eksklusi nonimun. Musin juga berfungsi sebagai cadangan
IgA. Antibodi ini berasal dari epitel dan dikeluarkan ke dalam lumen.
•
Antibodi IgA terdapat dalam lapisan mukus berikatan dengan bakteri/virus dan
mencegah menempel pada epitel. Hubungan faktor-faktor, disebut sebagai faktor
trefoil, membantu memperkuat pertahanan dan memicu pemulihannya bila terdapat
defek. Tidak adanya produk gen musin atau faktor trefoil, manusia menjadi lebih
rentan terhadap inflamasi dan kurang mampu memperbaiki kerusakan barier. Apakah
defek tersebut berperan pada pasien dengan alergi makanan masih dalam
penelitian.
• Lapisan barier berikutnya adalah sel epitel.
Bersama-sama dengan persambungan bagian apeks dan basal yang kuat, membran dan
ruang antara sel membatasi masuknya makromolekul yang besar. Namun demikian,
persambungan yang kuat ini masih mungkin dilalui oleh di- dan tripeptida serta
oleh ion-ion tertentu. Pada keadaan inflamasi, persambungan ini menjadi kurang
kuat sehingga makromolekul dapat masuk ke dalam lamina propria, contohnya
respons terhadap antigen makanan atau masuknya mikroorganisme lumen. Pada
keadaan ini, antigen makanan akan menjadi antigen asing, dimana pada individu
yang memiliki bakat alergi akan menginduksi proses alergi menjadi berlanjut. •
Sel epitel usus dapat memproses sebagian antigen lumen dan mempresentasikannya
ke sel T dalam lamina propria. Dalam keadaan normal, interaksi ini menyebabkan
aktivasi selektif sel T CD8+ regulator. Pada penyakit tertentu (contohnya
inflammatory bowel disease), aktivasi beberapa sel rusak sehingga menyebabkan
inflamasi menetap. Pada alergi makanan, alergen yang menembus epitel akan
menempel pada sel mast mukosa .
• Sel T yang teraktivasi dalam Peyer’s patch setelah
paparan dengan antigen disebut sebagai Th3. Sel ini berfungsi mengeluarkan
transforming growth factor-β, memicu sel B untuk menghasilkan IgA dan berperan
pada terjadinya toleransi oral (aktivasi antigen spesifik non respons terhadap
antigen yang masuk per oral).
• Sel T regulator yang paling baru dikenal adalah dengan
fenotip CD4+ CD25+ CD45RA+. Sel ini awalnya dikenal pada gastritis autoimun dan
berfungsi menghambat kontak antar sel dan dapat menyebabkan kelainan autoimun
pada neonatus yang mengalami timektomi.
Imunoglobulin A sekretori pada saluran cerna
Antibodi IgA adalah antibodi yang tidak dapat berikatan
dengan komplemen (yang dapat memicu respons inflamasi) dan berfungsi utama
sebagai inhibitor penempelan bakteri/virus ke epitel. Antibodi IgA dapat
menggumpalkan antigen, menjebaknya dalam lapisan mukus dan membantu
mengeluarkannya dari tubuh Antibodi IgA sekretorik dilindungi oleh sel epitel
dari protease lumen dengan diproduksinya komponen sekretori yaitu glikoprotein.
Molekul ini menutupi bagian Fc dari antibodi dimer dan melindunginya dari
proses proteolitik. Sistem IgA tidak akan matur sebelum usia 4 tahun sehingga
pada umur tersebut dapat terjadi peningkatan respons imun terhadap antigen
makanan. IgA sekretorik dari ASI dapat memberikan imunisasi pasif dalam
menghadapi patogen dan berperan menjadi barier bagi neonatus. IgE tidak
ditemukan dalam saluran cerna karena mudah dipecah oleh protease lambung dan
usus halus. Pada alergi makanan harus terdapat IgE dalam saluran cerna. Hal ini
dapat terjadi karena adanya antigen yang melewati barier mukosa dan
mempresentasikannya ke sel mast.
Flora komensal pada saluran cerna
Komponen terakhir dari MALT adalah flora komensal yang
berperan membentuk kumpulan imunologi dari sistem imun mukosa usus. Flora
komensal diperkirakan ada 1012-1014 bakteri per gram jaringan kolon. Flora ini
menguntungkan manusia karena membantu digesti, memicu pertumbuhan dan diferensiasi
sel epitel, memproduksi vitamin, dll. Bila ada penyakit, flora dapat
terpengaruh dan terjadi pertumbuhan berlebihan dari strain yang kurang dapat
ditoleransi, contohnya pada kolitis pseudomembran akibat Clostridium difficile.
Flora komensal normalnya dapat menjaga keseimbangan spesies bakteri ini. Pada
beberapa kasus, flora normal dapat dikembalikan dengan pemberian probiotik.
Probiotik
Probiotik
didefinisikan sebagai mikroba yang didapat dari suplemen diet yang dapat
mempengaruhi tubuh manusia secara menguntungkan khususnya di saluran cerna. Ada
dua golongan probiotik yang paling sering digunakan, yaitu golongan
lactobacillus dan bifidobacteria.
Lactobacillus
diidentifikasi pertama kali oleh Louis Pasteur di Perancis. Lactobacillus
merupakan bakteri yang habitatnya berasal dari membrane mukosa dari hewan,
manusia, tanaman, limbah dan makanan fermentasi. Sementara bifidobacteria
pertama kali diisolasi dari feses atau kotoran bayi yang hanya minum Air Susu
Ibu [ASI] dan terdapat banyak sekali dalam usus manusia, hewan. Contohnya
bifidobacterium logum, Infasis dan bifidum.
Mikroba saluran cerna adalah unsur terpenting dalam
pertahanan system pencernaan. Keuntungan probiotik melindungi saluran cerna
dapat diketahui dari beberapa hal , misalnya kolonisasi bakteri disaluran cerna
yang menekan pertumbuhan atau pengikat epitel oleh kuman pathogen dan produksi
zat anti mikroba. Secara fisiologis,probiotik dapat bertahan hidup dalam
saluran cerna karena memiliki l‘ketahanan relatif’ terhadap asam lambung dan cairan
empedu. Probiotik juga dapat melekat erat dengan sel epitel lapisan mukosa
saluran cerna. Probiotik digunakan seara luas untuk menangani penyakit saluran
cerna dan aman dikonsumsi. Tapi ingat, probiotik, prebiotik dan sinbiotik,
digunakan dalam pengobatan bukan sebagai teapi tunggal, tapi pengobatan
pendampingan atau obat tambahan.
Disamping itu, probiotik juga digunakan diluar saluran
cerna seperti modulasi lemak, kondisi alergi, infeksi urogenital, dan kondisi
alergi. Pada keadaan kontipasi, misalnya FOS [Frukto Oligo Sakarida] dan GOS
[Galakto Oligo Sakarida] dapat digunakan karena banyak mengandung serat
sehingga menjadikan pencernaan lebih lancar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar